Pend & Budaya

Imbas PJJ, Siswa Diajak Ngobrol Nggak Nyambung

Pend & Budaya

16 Juni 2021 10:07 WIB

Ilustrasi (Dok. Istimewa)

SOLO, solotrust.com – Semenjak pandemi Covid-19, proses pembelajaran mengalami perubahan dari tatap muka langsung menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui media online alias dalam jaringan (Daring). Dengan segala keterbatasan yang ada, proses pembelajaran menjadi kurang maksimal. Alhasil, hal ini berdampak pada psikologis siswa.

Sebagaimana diutarakan Guru Bimbingan Konseling (BK) SMP IT Nur Hidayah Solo, Baqiyyatush Sholihah, siswa mengalami dampak dari penerapan pembelajaran jarak jauh. Sebagian di antaranya mengalami perubahan perilaku.



“Beberapa jadi berubah. Dari yang dulunya periang, sekarang jadi pendiam dan diajak ngobrol nggak nyambung. Saat remaja kan inginnya mengeksplorasi banyak hal, tapi malah kondisi ini jadi dibatasi,” ujar Baqi, saat ditemui di kantornya, Selasa (15/06/2021).

Menyikapi kondisi demikian, pihak sekolah lantas membuat program Penanaman Adab (PA) dan Bina Pribadi Islam (BPI). Lewat program ini, siswa dibagi dalam kelompok kecil beranggotakan sembilan hingga sepuluh anak. Masing-masing kelompok diampu satu guru yang akan memantau perkembangan tiap anak.

“Penanaman adab itu mulai dari jam setengah delapan sampai jam delapan. Tujuannya untuk mengkondisikan si anak ini jam segitu udah siap mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) atau belum. Indikasinya bisa dilihat dari situ. PA dijadikan pemantau akademik dan akhlak,” jelasnya.

Di lain pihak, Dosen Pengantar Psikologi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret (UNS), Mahardika Supratiwi mengungkapkan dampak PJJ membuat siswa mengalami beberapa kendala, seperti capaian pembelajaran, pemahaman, ataupun wawasan yang kurang lengkap.

“Contohnya saat siswa diberi materi energi. Anak yang kurang pendampingan ini pengetahuannya tidak komplet, tidak utuh. Pengetahuannya akan berbeda seperti dibanding saat pembelajaran tatap muka,” terangnya, saat dihubungi melalui aplikasi pesan, Selasa (15/06/2021).

Selain itu, pembiasaan, pembentukan karakter dan budi pekerti juga berbeda. Pembiasaan-pembiasaan seperti berangkat tepat waktu, cium tangan guru, dan menyapa teman-teman yang merupakan akar pembentukan karakter menjadi berkurang. (Azmi/Azizah)

(and_)