KARANGANYAR, solotrust.com - Bank Indonesia memiliki program di bidang sistem pembayaran untuk mendorong percepatan Keuangan Inklusi (KI), yakni bagaimana agar masyarakat tersentuh layanan jasa keuangan.
"Khususnya melalui digitalisasi pembayaran dan bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan produk lembaga keuangan untuk kegiatan produktif, sehingga terjadi pendalaman pasar keuangan inklusi," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, Rabu (16/06/2021).
Untuk itu, KPw BI Solo menggandeng Rumah Zakat Solo melaksanakan pelatihan dan pendampingan pengelolaan keuangan pribadi dan usaha, pengenalan produk dan layanan lembaga keuangan, dan edukasi QRIS kepada Klaster Batik Paguyuban Giriarum Girilayu Kabupaten Karanganyar.
"Edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan ini untuk mempersiapkan anggota paguyuban agar dapat memanfaatkan produk-produk perbankan untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan usaha," ujarnya.
Selain sebagai dukungan terhadap program pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan dengan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI), pengenalan ini juga agar anggota paguyuban dapat mengelola keuangan secara baik.
Menurut Nugroho Joko Prastowo, sebagian besar anggota telah memiliki rekening di bank, namun belum digunakan untuk kegiatan produktif atau menabung. Mereka hanya mengenal bank sebagai perantara dana bansos nontunai. Pemanfaatan bansos hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, belum kebutuhan produktif seperti modal usaha.
Masyarakat mungkin hanya mengenal fitur tarik tunai, simpan, dan transfer. Namun, belum ada edukasi lebih dalam terkait pemanfaatan produk bank.
"Dengan semakin mudahnya akses ke bank, diharapkan masyarakat dapat mengenal fitur dan produk perbankan sehingga perolehan modal untuk memulai usaha juga terbuka semakin lebar," harap Nugroho Joko Prastowo.
Tak hanya sekadar untuk menampung bantuan sosial, diharapkan rekening anggota juga dapat dimanfaatkan untuk menabung, meminjam, dan kegiatan produktif lainnya yang dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan.
Pihaknya berharap setelah anggota mampu mengelola keuangan dengan baik, menggunakan produk keuangan perbankan untuk penambahan modal atau usaha produktif, kesejahteraan mereka perlahan dapat meningkat.
"Sehingga anggota dapat terlepas sebagai penerima bantuan, namun dapat meningkat sebagai pengusaha kecil mandiri yang dapat membuka lapangan kerja, paling tidak untuk tetangga sekitarnya," tutupnya. (rum)
(and_)