Ekonomi & Bisnis

Pasar Kadipolo Jadi Pilot Project Digitalisasi Pasar di Solo

Ekonomi & Bisnis

24 Juni 2021 15:13 WIB

Lurah Pasar Kadipolo Sudarno sedang menjelaskan mengenai proyek digitalisasi pasar (Dok. Azmi Rahma Fadhila)

SOLO, solostrust.com – Pasar Kadipolo menjadi pilot project (proyek percobaan-red) digitalisasi pasar di Kota Solo. Hal itu diungkapkan Lurah Pasar Kadipolo, Sudarno, saat ditemui solotrust.com, Rabu (23/06/2021).

Model digitalisasi ini dalam bentuk transaksi nontunai dan e-retribusi. Dalam pelaksanaannya, pemerintah bekerja sama dengan pihak perbankan.



Program e-retribusi sebenarnya sudah lama dilaksanakan, namun terus mengalami pembaruan, mulai dari pembayaran melalui top up hingga diterbitkan virtual account. Pembayaran e-retribusi dapat dilakukan secara mandiri oleh pedagang dengan transfer ke bank terkait, bisa pula melalui petugas pasar.

“Yang virtual account memang baru Bulan Juni, dikhususkan untuk kios. Di sini ada sekitar 44 kios. Setelah nanti selesai, baru menginjak ke los. Arahannya untuk los itu nanti Bulan Juli,” jelas Sudarno.

Menurutnya, tujuan dibuatnya virtual account ini untuk memudahkan pedagang dalam membayar retribusi.

“Tujuannya untuk memudahkan pedagang. Kami tinggal controlling (mengawasi) saja. Yang kios ini kebanyakan sudah paham cara penggunaannya. Yang sepuh-sepuh dibantu anaknya,” tambah Sudarno.

Selain pembayaran retribusi yang sudah didigitalisasi, transaksi jual-beli juga telah merambah nontunai. Beberapa pedagang telah menyediakan pelayanan pembayaran nontunai melalui e-wallet (dompet elektronik).

“Sudah hampir sepuluh persen yang menyediakan nontunai, ada 30 lebih pedagang. Misalnya di warung itu bisa pakai nontunai. Kalau belanja lupa enggak bawa uang bisa pakai itu (e-wallet),” terangnya.

Perubahan sistem yang beberapa kali dilaksanakan ini diakuinya membutuhkan banyak sosialisasi. Hal paling sering dilakukan adalah penjelasan melalui pengeras suara.

Selain itu akan ada petugas yang berkeliling untuk menjelaskan secara langsung ke pedagang. Pertemuan paguyuban pedagang juga beberapa kali dilaksanakan untuk memberikan informasi terkait perkembangan pasar.

Kendati transaksi secara nontunai bertujuan untuk memudahkan, nyatanya masih ada beberapa pihak yang terkendala dan merasa kesulitan dalam penggunaannya.

“Karena ini kan baru. Mengubah mindset pedagang yang susah. Kadang-kadang merasa dipersulit kalau mau pakai digital, tapi optimislah bisa berjalan,” pungkasnya. (Azmi/Azizah)

(and_)