Solotrust.com - "Next Level", lagu terbaru aespa tengah menjadi sorotan sekarang. Lagu itu baru saja menorehkan capaian besar di MelOn, chart musik terbesar di Korea Selatan, dengan memuncaki chart 24H MelOn pada 22 Juni 2021.
Ini adalah pertama kalinya artis asal SM Entertainment memuncaki chart itu. Grup lain yang pernah memuncaki chart itu sampai saat ini hanyalah BTS, BLACKPINK, Brave Girls, SSAK3, dan Refund Sisters.
Paska dirilis pada 17 Mei, "Next Level" terus naik di chart musik. Banyak penggemar yang terkesan karena aespa mampu menempati peringkat yang tinggi di chart berbagai situs musik, meskipun baru debut kurang dari setahun yang lalu.
Sebelumnya, sebelum memuncakinyapun, aespa telah menjadi girlgroup K-Pop generasi keempat yang memperoleh ranking tertinggi di chart tersebut dengan lagu itu, yakni di posisi ke-5, melampaui grup seperti ITZY dan (G)I-DLE.
Capaian itu pun membuat girlgroup beranggotakan Karina, Winter, Giselle dan Ning Ning itu bersaing dengan sederet raksasa musik digital Korea seperti BTS, Heize dan Oh My Girl. Ini adalah pencapaian yang luar biasa bagi grup rookie berusia 7 bulan.
Jika dengan lagu debutnya "Black Mamba" aespa dikatakan belum sepenuhnya mengungkapkan kemampuan mereka, namun dalam comeback kali ini, mereka telah menunjukkan warna musik mereka dengan kepribadian dan arah yang jelas.
Terkait lagu "Next Level", beberapa komentar dari netizen seperti "Lagu ini benar-benar membuat ketagihan", "Ada di peringkat kelima dengan lagu yang unik seperti ini? Ini adalah pencapaian yang besar", "Saya selalu mendengarkan playlist secara acak tetapi saya tidak pernah bosan dengan lagu mereka", "Porsi vokal Ningning dalam lagu itu sangat membuat ketagihan", dan "Musik yang bagus".
"Next Level" adalah lagu eksperimental yang merupakan gabungan dari beberapa lagu, sehingga strukturnya relatif berantakan. Lagu ini tidak memiliki beat drop yang catchy seperti "Black Mamba", namun tampaknya SM berada di jalur yang benar karena lagu ini mendapatkan lebih banyak perhatian. Keberhasilan ini agak mirip dengan "I Got A Boy" dari Girls' Generation atau "Zimzalabim" dari Red Velvet.
Minggu ini, produser lagu itu Adam McInnis muncul di channel YouTubenya untuk menjelaskan bagaimana struktur lagu itu kepada semua orang.
"Bagian dari musik adalah ada aturan yang berfungsi dan kemudian ada aturan yang harus Anda langgar. Jika Anda mengikuti aturan yang diharapkan semua orang, maka harapan itu selalu tanpa nilai ekstra, karena itu biasa. Terkadang melanggar aturan membuat sesuatu menjadi luar biasa," kata McInnis, mengacu pada strukur lagu yang tidak biasa itu, sebagaimana dirangkum Koreaboo.
Meski banyak pendengar mengatakan bahwa lagu tersebut terdengar seperti empat lagu yang digabungkan menjadi satu, sebenarnya ada alasan untuk seringnya terjadi perubahan nada.
Pertama, "Next Level" dimulai dengan verse pertama. Meskipun verse itu terdengar sangat mirip dengan chorus, terutama karena keduanya dimulai dengan baris ikonik yang sama ("I'm on the next level"), namun jika didengarkan baik-baik strukturnya sedikit berbeda. "Tepat ketika masuk, itu semacam preview atau bayangan chorus," kata McInnis.
Selanjutnya, McInnis mengatakan lagu itu masuk ke bagian pre-chorusnya, yakni pada lirik "oo-wee-oo-wee" dan "too hot, too hot". Menurutnya, "oo-wee-oo-wee" juga berfungsi sebagai pengait dan cara membawa telinga Anda "ke tempat lain" untuk mentransisikan lagu.
"Itulah mengapa kami membawa
nya ke 'oo-wee-oo', dan frekuensi tinggi, dan bagian yang tidak dapat Anda singkirkan begitu Anda mendengarnya," jelasnya.
Selanjutnya adalah chorus, mengulangi lagi bagian "I’m on the next level". Tapi setelah itu, keadaan berubah. Produser menggambarkan bagian berikutnya yakni “La la la la la la” yang berulang-ulang sebagai re-intro.
McInnis melanjutkan dengan mengatakan bahwa bagian dari lagu ini terasa hampir seperti anak-anak, menciptakan percikan dalam lagu melalui kontras, sebelum membawa semuanya kembali ke bentuk aslinya.
"Lagu ini awalannya terdengar hampir seperti di film spy. Ini semua garis bass yang keren, ada bass bergulir yang melewatinya, dan kemudian memiliki swag. Tapi kemudian tiba-tiba berbunyi, 'La la la la la la,' jadi itu sangat berlawanan dengan apa yang Anda harapkan," katanya.
Selanjutnya adalah verse kedua, tetapi kemudian ada perubahan lain dalam nuansa. Lagu-lagu SM Entertainment sendiri sering dipuji karena bridge-nya, jadi mungkin itu sebabnya mereka berlipat ganda di sini dan memilih bukan hanya satu tetapi dua bagian bridge, masing-masing dengan dua bagian yang berbeda.
Bagian pertama dari bridge pertama adalah pengulangan, 'Watch me while I work it out', yang kemudian bertransisi menjadi nyanyian yang luar biasa. Alih-alih langsung masuk ke bagian rap seperti kebanyakan lagu, McInnis mengatakan bagian vokal ditambahkan untuk membawanya ke suatu tempat yang "indah".
Adapun bridge kedua, itu semua terjadi setelah "Beat drop—Naevis, calling". "Mari kita lempar ke bridge yang sebenarnya dimana ada bagian rap," kata McInnis tentang bagian ini, yang dia gambarkan sebagai vibe "new jack swing".
Setelah itu, lagu menjadi relatif sederhana lagi, kembali ke pre-chorus dan dua chorus terakhir. Secara keseluruhan, lagu ini sangat masuk akal saat dipecah: verse, pre-chorus, chorus, transisi, verse, bridge satu, bridge dua, pre-chorus, dan chorus. (Lin)
(wd)