Hard News

Kebutuhan Meningkat, RSUD Bung Karno Solo Perketat Pantauan Oksigen

Jateng & DIY

28 Juni 2021 16:54 WIB

Pasien Covid-19 di tenda darurat RSUD Bekasi, (Foto: Antara Foto)

SOLO, solotrust.com - Kota Solo menjadi salah satu kota rujukan untuk perawatan pasien Covid-19 dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Rumah Sakit Umum Daerah Bung Karno (RSUDBK )Solo menjadi rumah sakit yang juga menampung pasien rujukan tersebut.

Kapasitas tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) pun hampir mencapai 100 persen. Saat ini RSUDBK merawat 40 pasien Covid-19, lima diantaranya berada di ruang intensive care unit (ICU).



Melonjaknya BOR ini juga mempengaruhi kebutuhan oksigen rumah sakit. Pasalnya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit sudah pasti bergejala dan membutuhkan suplai oksigen.

Direktur Utama RSUDBK Solo, dr. Wahyu Indianto mengungkapkan tantangan rumah sakit saat ini dengan banyaknya pasien Covid-19 serta ketersediaan oksigen di rumah sakit yang harus tetap terkontrol.

“Kebutuhan oksigen meningkat banget, karena sebetulnya rumah sakit tu selama ini dirancang dengan kondisi normal dan sebetulnya samator atau supplier itu juga sudah menyiapkan hanya mereka kan juga mungkin produk dan kebutuhannya kan tinggi itu yang jadi tantangan,” kata Wahyu kepada Solotrust.com melalui sambungan telepon, Senin (28/6).

Ia juga mengungkapkan saat ini kebutuhan oksigen meningkat hingga 3 kali lipat dari kondisi normal. Namun keadaan tersebut masih dapat teratasi dengan suplai oksigen yang teratur per 2 hingga 3 hari.

“Cuma kalau pas menipis trus suplaynya tidak ada itu yang masalah, jadi pegawai rumah sakit harus mengawasi barometernya terus. Berat ini,” tambahnya.

Untuk mengantisipasi tersebut pihak rumah sakit menerapkan pengaturan dan pengawasan oksigen yang lebih ketat pada pasien.

“Petugasnya standby komunikasi supplier dan menutup kebocoran yang ada, kita harus memilih (pasien) mana yang sangat membutuhkan mana yang tidak itu harus terpilih. Kalau misalnya gak sesek banget ya oksigennya diatur dikurangi, sekarang pemantauan lebih ketat,” pungkasnya.

()