SOLO, solotrust.com - Dampak pandemi Covid-19 tak hanya dirasakan orang dewasa tetapi juga anak-anak. Mereka kehilangan tempat untuk bersosialisasi dan bermain dengan teman sebaya dan guru di sekolah.
Anak-anak dituntut agar cepat beradaptasi dengan kebiasaan baru yang penuh tekanan. Seperti halnya belajar dari rumah, tidak dapat bermain dengan teman, dan terbiasa untuk berkegiatan dengan media online sebagai penghubung antar individu.
Reserch Group Behavioral Sciences and Public Policy dari Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) menemukan fakta, beberapa kebiasaan baru tersebut dapat membuat anak stress.
Untuk menurunkan tingkat stress pada anak, tim riset dari program studi Psikologi FK UNS melakukan penelitian mengenai “Metode Brain Gym sebagai Upaya menurunkan Stres pada Anak Terdampak School from Home (SFH) saat Pandemi."
Penelitian ini berlokasi di TPA Al-Kholil, kecamatan Jogonalan, Klaten.
"Metode brain gym dipilih karena dapat menurunkan ketegangan pada anak serta memberikan kelancaran pada proses belajar anak," ungkap Ketua Tim Pelaksana Kegiatan, Rafika Nur Kusumawati, Selasa (13/7).
Pihaknya menambahkan jika brain gym dapat membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri, menghadapi tantangan baru dan tuntutan keseharian.
"Metode ini tepat karena menggunakan beberapa aspek yang sangat cocok bagi anak-anak, yaitu educational kinesiology (Edu-K). Sehingga anak tidak hanya dilibatkan secara kognitif, namun juga afektif serta psikomotorik," jelas Rafika.
Di samping itu, agar anak-anak dapat bermain dan melakukan latihan senam otak di rumah, tim riset menggabungkan metode brain gym dengan permainan ular tangga.
"Penggabungan metode brain gym dan permainan ular tangga ini dapat membuat anak-anak terasah secara afektif, kognitif, maupun psikomotorik," terangnya.
Menurut Rafika, tim riset meyakini metode brain gym dengan permainan ular tangga dapat membuat anak tertantang namun tetap santai dalam memainkannya.
Selain dapat bermain bersama di rumah, anak juga akan memiliki kedekatan dengan orang tua maupun anggota keluarga lain.
"Anak bisa lebih dekat dengan keluarga dan terjeda sejenak dengan pengguanaan smartphone," pungkasnya. (azizah/azmi)
(zend)