SOLO, solotrust.com – Beredar kabar PPKM darurat yang tengah berlangsung sejak 3 hingga 20 Juli akan diperpanjang.
Wacana tersebut timbul akibat pernyataan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu, yang seakan memberi sinyal jika PPKM Darurat akan diperpanjang hingga 6 minggu.
Salah satu pedagang bumbu dapur di Pasar Legi, Irawati mengatakan, belum mengetahui adanya wacana mengenai perpanjangan PPKM Darurat.
"Kalo yang sampai tanggal 20 itu tau, tapi kalo yang masalah memperpanjang itu belum tau. Tapi kenapa ya kok nggak kelar-kelar kan kasian masyarakat kecil kayak saya, ya yang namanya ngasih makan anak. Jadi kalo mau dagang ya terbatas tapi Alhamdulillah walaupun terbatas masih bisa cari rezeki ya walaupun kecil," ungkapnya.
Dia menambahkan, apapun kebijakan yang akan diterapkan Pemerintah, tetap dijalankan.
"Kalo saya mah orang kecil ngikut-ngikut aja. Yang penting bisa selamat gitu aja bisa cari rezeki. Namanya juga mengikuti aturan, kita kan orang kecil, nggak tau apa-apa," terangnya.
Hal senada disampaikan Jemi, salah satu petugas parkir di Pasar Legi. Dia menyatakan jika PPKM Darurat benar-benar diperpanjang maka akan berpengaruh terhadap penghasilan.
"Bagi kami orang kecil yo seneng yo susah. Karena kalo diperpanjang ya kita mencari nafkah rada susah," ucapnya.
Jemi berharap pemerintah kembali menerapkan PPKM Mikro. Sebab kebijakan tersebut dinilai masih dapat menopang ekonomi khususnya rakyat kelas menengah-bawah.
Di sisi lain, Pur, salah seorang Pedagang Kaki Lima (PKL) mengungkapkan tidak ingin adanya perpanjangan PPKM Darurat.
"Kalo saya si sebenarnya nggak mau diperpanjang. Masalahnya nggak diperpanjang aja udah sulit ya buat pedagang. Tapi bagaimana lagi ya kalo itu aturan dari pemerintah ya ikut-ikut aja," terangnya.
Dampak PPKM Darurat juga dirasakan para penyedia jasa layanan online. Sri Lestari, salah satu pengemudi ojek online mengaku kesulitan saat menerima dan mengantar pesanan.
"Wong nganter sana nggak bisa. Cari jalan sini-sini kan susah, harusnya situ udah sampai, muter ke sana lagi gara-gara penyekatan itu. Pendapatan tetep kurang, nggak ada pemasukan," tuturnya.
Selain itu, akibat banyaknya tempat makan yang tutup jam 8 malam, pesanan online semakin sepi.
"Kan resto-resto jam 8 udah tutup. Kita kan nggak bisa kerja juga. Pemerintah harusnya nggak papa resto buka tapi jangan makan di situ. Kan driver gini masih bisa kerja," jelasnya.
Di lain pihak, salah satu pedagang rempah di Pasar Legi, Sumiati, menuturkan jika PPKM Darurat berdampak pada beberapa lini. Mulai dari kesulitan saat suplai barang akibat penyekatan jalan, harus menutup tempat berdagang sebelum jam 8 malam, dan penutupan tempat ibadah. (azizah/azmi)
()