SUKOHARJO, solotrust.com – Sosok Santoso Doellah memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat khususnya Solo dan sekitarnya. Salah satunya relawan anti narkoba asal Sukoharjo, Agus Widanarko.
Danar sapaan akrabnya adalah seorang penggiat anti narkoba yang diundang untuk mendapatkan perhargaan dari Istana Kepresidenan pada tahun 2014. Ia mengagumi sosok tokoh batik nasional itu sejak dari kecil, bahkan namanya terinspirasi dari pengusaha Batik Danar Hadi itu.
Kesempatan untuk berkenalan dengan Danar Hadi datang ketika dia dikenalkan oleh pembinanya yang merupakan istri Dandim Sukoharjo tahun 2014, Jimmy Ramos Manalu sekaligus sahabat Danarsih, istri Santoso Doellah.
“Oleh ayah saya salah satu anaknya dikasih nama Danar di tengah-tengahnya,biar dipanggil juga Danar karena terinspirasi dari nama Danar Hadi dan akhirnya 33 tahun kemudian saya bisa ketemu sendiri dengan bu Danar dan bisa memakai batik yang terbagus yang di berikan beliau, saya bisa sampai ke Istana menggunakan batik pemberian bu Danar,” kata Danar.
Danar menceritakan saat akan menerima penghargaan, staf Istana Kepresidenan sudah menyiapkan baju batik berbahan sutera halus. Namun karena baju tersebut terlalu besar, Danar lebih memilih mengenakan baju Batik pemberian Danarsih yang ia bawa dari Solo.
”Malah saya seneng banget bisa menggunakan baju langsung dari bu Danarsih,waktu itu saya di suruh memilih sendiri sama ibu. Saya berdiri menggunakan batik kebanggaan,saya merasa bangga nama saya Danar menggunakan baju Danar Hadi, kemudian foto saya ketika menerima penghargaan dari Presiden tersebar dimana mana dengan baju batik pemberian ibu,” ujarnya.
Setelah mendapat penghargaan, Danar berkeinginan sowan Santoso Doellah dan Danarsih untuk mengucapkan terimakasih dan memberikan kenang-kenangan.
”Saya sudah coba, saya sama istri saya kulo nuwun ke satpam sudah bikin janji untuk bertemu tapi belum ada kelanjutannya waktu itu,” ungkapnya.
Setelah gagal bertemu, Danar mengungkapkan, satu bulan sebelum pandemi dirinya sempat bertemu ketua PMI Solo, Sumartono yang saat itu menghubungkannya melalui sambungan telepon dengan Danarsih.
“Sama pak Martono saya dividio call langsung dengan Bu Danarsih. Lalu Bu Danarsih bilang besok kamu kesini, saya ditelponkan februari beberapa saat kemudian malah pandemi jadi belum jadi sowan, sampai akhirnya saya mikir kalo pandemi ga selesai selesai kapan aku ketemu,ehh lakok malah dikabari pak Santoso Doellah meninggal,”ungkap Danar.
Saat ini Danar masih berkeinginan untuk bertemu Danarsih. Danar mengungkapkan dirinya ingin mengucapkan terimakasih dan memberikan bingkisan berupa foto dirinya menggunakan baju Batik Danar Hadi ketika mendapat penghargaan yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden. (imam)
(zend)