Hard News

Sendang Bejen Mojoroto Masuk Nominasi Program Kampung Iklim Wakili Karanganyar

Jateng & DIY

10 September 2021 10:39 WIB

Tim Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan wilayah Jawa Bali, Nusa Tenggara saat verifikasi proklim di Sendang Bejen Mojoroto

KARANGANYAR, solotrust.com - Pelestarian sumber daya air, tata kelola limbah, dan pemanfaatan alam secara bijak oleh warga Dusun Dawe, Desa Mojoroto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar memantik apresiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Melalui Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPI & KHL), Dusun Dawe masuk nominasi sepuluh terbaik program kampung iklim (Proklim) 2021.

“Proklim ini meningkatkan kapasitas masyarakat terkait adaptasinya dan penerapan mitigasi perubahan iklim. Intinya bagaimana masyarakat melakukan pelestarian lingkungan untuk menjaga dunia,” kata Pejabat Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan dan Lahan wilayah Jawa Bali, Nusa Tenggara (Jabal Nusra), Nurhayati kepada wartawan di sela verifikasi di sendang Bejen Dusun Dawe Mojoroto, Kamis (09/09/2021).



Tim verifikasi disambut dan dijamu di Sendang Bejen Dusun Dawe. Di sana dipercaya petilasan Pangeran Samber Nyowo atau Raden Mas Said.

Tingkat pencemaran air di sendang tersebut diantisipasi, bahkan dimanfaatkan untuk wisata religi. Di tempat itu pula muncul berbagai usaha pertanian dan industri rumah tangga. Hampir seluruh aktivitasnya menghindari pemakaian zat kimia, terutama di bidang pertanian.

“Warga desa di sekitar sendang Bejen menjaga pohon agar tidak ditebang. Menggeser pupuk kimia ke organik. Ini bagian mitigasi, kemudian apa yang bisa dikembangkan di lingkungan sekitar. Di Dusun Dawe ada budidaya madu dan pemanfaatan bahan lokal menjadi makanan khas,” kata Nurhayati.

Di wilayah Jawa Tengah, timnya  melakukan verifikasi lapangan di Kabupaten  Karanganyar, Kabupaten  Sukoharjo, dan Kota Solo. Secara nasional terdapat 30 daerah masuk kriteria proklim. Daerah yang diverifikasi secara faktual memenuhi kiteria penilaian 81 persen kategori utama. Peserta proklim bakal menerima sertifikat sesuai kategori pratama, madya, dan utama.

“Ini bukan lomba, tapi Kementerian akan memberikan apresiasi dan masuk di sistem register nasional (SRN).

Sementara itu, Kepala Desa Mojoroto, Ngatman, mengatakan partisipasi masyarakat di kampung iklim menjadi poin penting materi penilaian. Ia optimistis mampu meraih apresiasi tertinggi.

“Ada tempat bersejarah dengan pelestarian Sendang Bejen, kemudian kelompok wanita tani yang mampu membudidaya madu lebah lanceng, budidaya tanaman hias, dan pengelolaan pupuk organik,” ujarnya. (joe)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya