Pend & Budaya

Makam Mbah Silondono di Pinggir Jalan Sudimoro-Pengging, Jujugan Bertapa Orang Luar Boyolali

Pend & Budaya

28 September 2021 19:35 WIB

Makam keramat Mbah Silondono yang berada di pinggir jalan Sudimoro-Pengging atau perbatasan Desa Salakan dan Desa Bangsalan Kecamatan Teras, Boyolali. Makam ini kerap dipakai bertapa orang dari luar daerah

BOYOLALI, solotrust.com - Tak banyak orang tahu tentang sejarah keberadaan makam keramat Mbah Silondono. Makam ini berada di pinggir jalan Sudimoro-Pengging atau perbatasan antara Desa Salakan dan Desa Bangsalan Kecamatan Teras, Boyolali.

Makam keramat diberi cungkup atau rumah berukuran kecil 3x2,5 meter ini banyak dikunjungi warga dari luar Teras.



Menurut keterangan warga sekitar, makam Mbah Silondono sudah ada sejak dulu dan sering dikunjungi warga luar daerah, khususnya mereka yang punya hajat tertentu.

"Biasanya mereka itu datang pada malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon. Ada yang menginap, ada pula hanya berdoa di situ terus pulang lagi. Biasanya mereka datang pada sore atau malam hari," kata Mardi Wiyono, warga Bangsalan Teras, saat ditemui solotrust.com, Selasa (28/09/2021).

Menurutnya, sampai saat ini warga sekitar makam tak banyak tahu tentang sejarah Mbah Silondono. Dimungkinkan, sosoknya meninggal saat tengah melakukan perjalanan. Pasalnya, Mbah Silondono dimakamkan di pinggir jalan.

"Saya sejak kecil makam itu sudah ada. Ya dari dulu seperti itu saja, nggak berubah. Cuma dulu itu hampir rusak, tahu-tahu ada yang membetuli, tapi bukan warga sini, nggak tahu orang mana," kisah pria 70 tahun itu.

Hal senada diungkapkan Tentrem, warga Bangsalan. Ia mengatakan, keberadaan Mbah Silondono tak banyak warga tahu sejarahnya.

"Kalau sejarahnya yang tahu mungkin mbah-mbah dulu. Kalau sekarang tidak pada tahu. Malahan yang tahu orang jauh-jauh karena yang sering ziarah ke makam itu orang jauh-jauh," ungkapnya.

Disebutkan, banyak orang datang berziarah ke makam Mbah Silondono dari kalangan orang berpangkat.

"Orang yang datang tidak hanya warga biasa, tapi orang berpangkat juga sempat ada datang ziarah ke situ. Infonya kalau datang ke situ ngalap berkah biar ini itu. Ya, itu menurut kepercayaan mereka," ucap wanita 50 tahun.

Pada waktu itu, lanjut Tentrem, wilayah makam tampak angker.

"Dulu sih kelihatan angker, tapi sekarang sudah nggak. Di dalam cungkup itu memang tidak ada lampunya, bahkan dulu ada yang nyari lilin dan numpang ngecas handphone," pungkas dia. (jaka)

(and_)