Pend & Budaya

Wisuda Periode II 2021 Rektor ISI Solo Melantik 278 Lulusan S1, S2, dan S3 Secara Daring

Pend & Budaya

21 Oktober 2021 11:57 WIB

Prosesi wisuda periode II tahun 2021 ISI Solo secara daring, Jumat (15/10). (Foto: Dok. ISI Solo)

SOLO, solotrust.com - Lulusan program sarjana, magister, dan doktor tentu diharapkan untuk mengabdikan ilmu dan kemampuan  yang dipelajari selama menempuh pendidikan demi perkembangan peradaban yang lebih baik.

Demikian harapan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Solo I Nyoman Sukerna saat mewisuda sebanyak 278 orang wisudawan di Pendapa GPH Joyokusumo pada Jumat (15/10). Pelaksanaan wisuda kali ini dilakukan secara daring dan disiarkan di kanal Youtube Official ISI Solo.



"ISI Surakarta sangat bersyukur atas prestasi yang saudara-saudara capai dalam studi, sehingga berhasil meraih gelar tersebut. Saya bangga melepas saudara-saudara untuk mengabdikan ilmu, kreativitas, dan potensi yang saudara miliki kepada masyarakat dan berkarya untuk perkembangan seni dan budaya," ujar I Nyoman Sukerna.

Dalam wisuda lulusan program Sarjana, Magister dan Doktor ISI Solo pada periode II tahun 2021 ini terdapat 63 wisudawan memperoleh predikat kelulusan dengan pujian atau cumlaude.

Dengan perolehan IPK rata-rata di atas 3,62 dan masa studi maksimal 9 semester untuk program sarjana, IPK rata-rata di atas 3,91 dan masa studi maksimal 6 semester untuk program magister, dan masa studi maksimal 9 semester untuk program doktor.

Pada wisuda kali ini terdapat wisudawan Program Studi di Luar Domisili (PDD) ISI Solo Embrio ISBI Sualwesi Selatan sejumlah 7 orang wisudawan. Terdiri dari 3 orang wisudawan Program Studi Teater, 1 orang wisudawan Program Studi Desain Interior dan 3 orang wisudawan Program Studi Film dan Televisi.

I Nyoman Sukerna berharap, lulusan ISI Solo mampu berkarya di wilayah profesional masing-masing dengan tetap menjaga semangat dan etika profesi.

"Lulusan ISI Solo siap berkarya di berbagai bidang profesi dengan kedalaman keilmuan dan keahlian, penuh integritas, namun tetap melekat dengan akar identitas moral sebagai seorang akademisi. Mari kita songsong dunia nyata, hidup, bekerja, dan berkarya di tengah-tengah masyarakat," paparnya. (rum)

(zend)