SEMARANG, solotrust.com – Jawa Tengah (Jateng) termasuk dalam wilayah Indonesia terdampak fenomena La Nina, sehingga diprediksi curah hujan di provinsi ini akan meningkat hingga 40 persen pada Desember 2021 mendatang.
“Karena ada La Nina, potensi peningkatan curah hujan sampai lebih dari 40 persen di wilayah Jawa Tengah. Mulai Bulan Oktober ada di wilayah bagian Selatan, Cilacap, Banyumas, dan sekitarnya,” ucap Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, usai menemui Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di rumah dinas Puri Gedeh, Jumat (22/10/2021), dikutip dari Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah, jatengprov.go.id.
Dwikorita Karnawati menyebut, kondisi itu akan terus meningkat dan puncaknya terjadi pada Desember.
“November semakin meningkat, Desember hampir merata di seluruh wilayah Jawa Tengah. Peningkatan curah hujan bulanan lebih dari 40 persen,” sebutnya.
Melalui pertemuannya dengan Gubernur Ganjar, Kepala BMKG menyampaikan apresiasinya atas langkah-langkah telah dipersiapkan pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.
“Nah beliau sudah ada planning-planning (rencana-red) tinggal aksinya saja, tapi yang penting peringatan dini ya terus kami sampaikan. Jadi kami setiap hari memberikan peringatan dini atau perkembangan cuaca, prakiraan cuaca,” katanya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga turut mengapresiasi kinerja BMKG yang konsisten memberikan laporan terkait perkembangan dan perkiraan cuaca.
“Kemarin Banjarnegara, Purbalingga sudah terjadi longsor dan ini akan makin banyak, makin lebar, makin meng-cover seluruh Jawa Tengah, maka semua mesti hati-hati sampai pada puncak di Bulan Desember,” ujarnya.
Ganjar Pranowo menegaskan, informasi dari BMKG harus disampaikan hingga ke tingkat desa sehingga masyarakat benar-benar siaga dan waspada.
Selain itu, masyarakat juga diminta peka terhadap tanda-tanda alam. Misalnya, jika hujan deras dengan durasi lama, masyarakat harus segera bergerak untuk mengungsi.
“Satu ilmu titen, niteni kalau sudah deras segera pergi. Ini punya potensi longsor minggir, atau kalau sudah terjadi, titir atau (bunyikan) kentongan, dan sebagainya,” ucap dia.
Menurut gubernur, cara ini penting dilakukan guna menghindari adanya korban jiwa. Ganjar Pranowo juga mengimbau seluruh masyarakat Jawa Tengah agar siaga.
“Itu cara yang menurut saya penting. Terima kasih dari BMKG hadir memberikan informasi kepada Jawa Tengah, sekaligus ini peringatan untuk seluruh Jawa Tengah. Hati-hati, ini sudah Oktober, November, puncaknya Desember, dan kita semua mesti siap,” tutupnya. (paramitha)
(and_)