SOLO, solotrust.com – Sekretariat Kabinet (Setkab) melalui Pusat Pembinaan Penerjemah (Pusbinter) menjajaki kerjasama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) untuk mengoptimalkan pembinaan terhadap pejabat fungsional penerjemah (PFP).
Kepala Pusbinter Sri Wahyu Utami menyebut penjajakan kerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS ini diharapkan dapat membuka peluang kerjasama pembinaan PFP diantaranya melalui penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta uji kompetensi. Pusbinter Setkab bertugas untuk membina karir para PFP di seluruh Indonesia.
“Tujuan kunjungan kerja kali ini adalah untuk kita menggali masukan dan berdiskusi dengan para pakar atau akademisi di bidang penerjemahan dalam rangka penyempurnaan kebijakan pembinaan Jabatan Fungsional Penerjemah dan untuk melaksanakan penjajakan kerja sama ke depan,” kata Sri di Solo, Kamis (28/10).
Kepala Pusbinter mengatakan, saat ini PFP mempunyai peranan yang sangat besar, terutama dalam upaya menjalin kerja sama dengan negara-negara sahabat. PFP juga berperan dalam meningkatkan minat investasi di Indonesia, salah satunya melalui penerjemahan peraturan pemerintah terkait investasi.
“Peraturan-peraturan ini kalau sudah diterjemahkan ke banyak bahasa atau minimal ke dalam bahasa Inggris, akan memudahkan investor untuk mereka bekerja sama dengan kita, terutama aturan-aturan perda yang belum banyak diterjemahkan,” ujarnya dalam siaran pers laman resmi Sekretariat Kabinet RI.
Selain itu, Sri menambahkan, PFP juga berperan dalam pengembangan sektor pariwisata di Tanah Air. Ia menekankan pentingnya situs pemerintah daerah untuk menyajikan informasi dalam bahasa Inggris terutama mengenai potensi pariwisata di daerahnya.
“Hal-hal seperti itu yang membuat peran penerjemah sangat signifikan, sangat diperlukan,” tandasnya.
Dekan FIB UNS, Warto menyambut baik peluang kerja sama antara UNS dengan Setkab. Warto menegaskan, pihaknya siap terlibat dalam penyiapan peraturan dan kebijakan pembinaan PFP maupun penyiapan unit pelaksana dan infrastruktur pelatihan penerjemahan.
“Ke depan bisa kita bangun satu kegiatan bersama, supaya tidak hanya hari ini tapi bisa berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Bidang Program dan Pengembangan Pusbinter Indriawaty mendorong Pemkot Solo untuk memanfaatkan PFP dalam memperkuat berbagai sektor pembangunan, misalnya sektor investasi dan pariwisata.
“Pejabat Fungsional Penerjemah memiliki peran strategis sebagai jembatan komunikasi dengan stakeholder yang berasal dari berbagai negara,” ujar Indriawaty.
Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala BKPPD Pemkot Surakarta Hari Prihatno menyampaikan komitmennya untuk segera menyiapkan formasi JFP di berbagai Organisasi Pemerintah Daerah.
“Pemerintah Kota Surakarta pada dasarnya sangat membutuhkan kehadiran penerjemah guna menjembatani komunikasi dengan mitra internasionalnya dan mengalihaksarakan dan menerjemahkan naskah-naskah kuno,” ujar Hari.
(zend)