Hard News

INPARTNER Upayakan Mitigasi Kurangi Dampak Perubahan Iklim Global Melalui Webinar “Toward Net Zero Carbon by 2050”

Nasional

10 November 2021 13:46 WIB

Webinar yang diadakan oleh Inparter Consultant berjudul “Toward Net Zero Carbon by 2050: Keep the temperature below 1,5 ℃”.

Solotrust.com – Sebagai upaya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat umum terkait mitigasi dalam mengurangi dampak perubahan iklim global, Inparter Consultant adakan webinar bertajuk “Toward Net Zero Carbon by 2050: Keep the temperature below 1,5 ”.

Webinar yang dilakukan secara daring ini, menghadirkan praktisi-praktisi di bidang perubahan iklim untuk memberikan edukasi baik kepada praktisi bisnis, institusi, akademisi hingga masyarakat umum mengenai pentingnya mengurangi emisi karbon.



Webinar ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap langkah pemerintah Indonesia yang telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) di bawah proyeksi Business-As-Usual (BAU) di tahun 2030.

Indonesia berkomitmen, melalui Nationally Determined Contribution (NDC) ini akan mengurangi emisi karbon menjadi 2 GT (29%) dan 1,8 GT (41%) dari proyeksi BAU 2030 sebesar 2,9% GT.

Pemerintah Indonesia juga terus mendukung segala upaya PBB dalam menuju pembangunan yang rendah karbon di tahun 2050 nanti.

Salah satu praktisi dalam webinar yang merupakan Vice President Director TBS Energy, Pandu Sjahrir menyatakan, mengenai reduce carbon emissions baik dari sisi energi dan transportasi serta batu bara telah diratifikasi menjadi Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016.

“Ini sudah diratifikasi menjadi Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 untuk Paris Agreement di mana pemerintah berkomitmen menjaga kenaikan temperatur global tidak lebih 2 ℃dan mencapai zero emissions pada tahun 2050,” katanya.

Pandu menjelaskan, mulai April 2022 carbon taxation akan bernilai Rp30 per kg yang ekuivalen dari sisi coal fired power plants dalam sisi voluntary basis. Hal ini akan dilakukan dengan dua acara yaitu Cap & Trade dan Offset system.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa Indonesia merupakan market terbesar di Asia Tenggara dalam hal investasi di renewable energy (energi terbarukan)seperti tenaga surya, hidro, angin, dan panas bumi.

Solar, hydro, wind, dan seterusnya bisa dari geothermal itu adalah potensi-potensi yang ada dan kalau dilihat dari 2021 sampai 2030 hydro akan lebih dari 93 GWh, solar lebih dari 4 Gwh, geothermal lebih dari 3 GWh,” pungkas Pandu. (paramitha)

()