Pend & Budaya

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, 3000-an Guru di Soloraya Terlibat Lomba Literasi

Pend & Budaya

17 Desember 2021 13:03 WIB

Sebanyak 3.212 guru di Soloraya terlibat dalam lomba literasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan

SOLO, solotrust.com - Sebanyak 3.212 guru di Soloraya terlibat dalam lomba literasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, 12.300 siswa dari segala jenjang juga terlibat dalam kegiatan yang sama.

Bekerja sama dengan platform digital Hafecs dan Guru Inovatif, pemerintah Kota (Pemkot) Solo mendorong kegiatan tersebut sekaligus meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar. Terlebih di masa pandemi saat ini di mana guru lebih dituntut untuk memberikan pembelajaran berbasis blended learning.



"Melalui kegiatan ini sekaligus dapat diukur kualitas pendidikan di Kota Solo. Guru dan siswa mendapat pembekalan dan pemantauan selama kurang lebih dua bulan untuk diukur kualitas pendidikannya," ujar Chief Business and Innovation Guru Inovatif, William Rahadi, Kamis (16/12/2021) di sela kegiatan Penganugerahan Lomba Literasi di Pendhapi Gede, Balai Kota Solo.

Seperti diketahui, berdasarkan standar dari Programme for International Student Assessment (PISA) kualitas literasi di Indonesia masih sangat rendah. Untuk itu, program dari Hafecs dan Guru Inovatif bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Solo.

"Sebelum mengikuti program, guru mengikuti pretest dan test untuk mengetahui angka literasi dan numerasi mereka, termasuk para siswa juga melakukan hal sama, kemudian mereka mendapat pembekalan dan pelatihan selama sebulan. Baru kemudian kami tes lagi apakah ada perubahan cara mengajar guru dan cara pembelajaran murid,” imbuh William Rahadi.

Ditambahkan Direktur Hafecs, Zulfikar Alimudin, masalah utama pendidikan saat ini adalah metode guru dalam mengajar yang dinilai monoton. Kondisi ini dipersulit dengan masa pandemi.

"Melalui program pembekalan ini bisa memberikan perubahan sistem pendidikan di Indonesia. Sehingga metode mengajar guru tidak hanya ceramah di depan kelas, namun juga memberikan cara belajar dan menularkan cara belajar yang baik. Sehingga anak-anak tidak hanya diceramahi, tapi diberikan contoh cara belajar yang baik. Kami harap dalam lima tahun ke depan ada perubahan sistem pendidikan di sekolah dan anak-anak bisa merasakan perbedaannya,” ungkapnya.

Di lain sisi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati mengakui, guru di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini harus menguasai teknologi informasi (TI).

"Makanya dengan program dari Hafecs dan Guru Inovatif ini kami terbantu sebab guru tidak lagi hanya mengajar dengan text books, tapi juga bisa mengembangkan dengan metode pembelajaran yang melibatkan IT,” pungkasnya. (awa)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya