SUKOHARJO, solotrust.com - Ambruknya jembatan gantung Tambakboyo di Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (31/12/2021) menyita perhatian publik. Pasalnya, jembatan dengan lebar 1,8 meter dan panjang 120 meter tersebut menghabiskan anggaran Rp 10,8 miliar.
Kepala DPUPR Sukoharjo, Bowo Sutopo angkat bicara perihal besarnya anggaran tersebut. Kepada Solotrust.com ia menjelaskan, besarnya anggaran dikarenakan pembelanjaan baja bahan jembatan, termasuk sarana prasarana seperti bangunan pondasi bawah jembatan serta pembuatan jalan.
“Di situ kan masih ada bangunan bawah. Bangunan bawah, kan, macam-macam, mulai dari jalan penghubung, talud, masuk ke situ juga. Jadi masih banyak pekerjaan-pekerjaan lainnya (selain kontruksi jembatan). Dan itu (bangunan bawah) termasuk dalam nilai kontrak,” jelasnya, Rabu (5/1).
Bowo menjelaskan bahwa rangka dan material baja jembatan yang melintasi sungai Bengawan Solo tersebut sudah baik untuk kontruksi jembatan gantung.
“Saya yakin bagus, sudah memenuhi standar, untuk kekuatannya,” terang Bowo.
Kabid Bina Marga DPUPR Sukoharjo, Suyadi memberi penjelasan perihal anggaran, yang angkanya nyaris setengah dari jembatan gantung Girpasang di Klaten hanya Rp5,8 miliar.
“Di Girpasang, sama persis mungkin, tapi perbedaannya, rangka jembatan (Girpasang) yang dipasang itu merupakan bantuan dari Kementrian PUPR, jadi tidak ada pekerjaan untuk pengadaan rangka jembatan (Girpasang). Kalau di Tambakboyo kita harus beli rangka jembatan,” ujar Suyadi.
Masyarakat juga menyoroti spesifikasi kontruksi jembatan gantung yang dinilai tidak mumpuni, dikarenakan tampilan luarnya nampak seperti alumunium. Pihaknya mengatakan, bahwa alumunium tersebut hanya pelapis baja struktur.
“Lapisan di luarnya alumunium, untuk pelapis anti karat, jadi di dalam alumuniumnya itu baja struktur, benar-benar itu baja,” tandasnya. (dicky)
(zend)