WONOGIRI, solotrust.com- Puluhan warga diduga jadi korban aniaya oleh oknum bank plecit. Bahkan, dua orang diantaranya harus diopname di rumah sakit.
Penganiayaan itu dilakukan di salah satu rumah di Kecamatan Sidoharjo Senin (31/1/2021) lalu. Para korban dianiaya oleh sejumlah oknum bank plecit, bahkan keduanya masih menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit di Wonogiri.
Korban yang dirawat adalah Nanik Haryani (38), warga Desa Sidokarto, Kecamatan Girimarto yang sedang hamil muda dan Kartini (58), paro baya yang masih satu desa dengan Nanik. Mereka dianiaya oleh tiga orang oknum bank plecit, diantaranya adalah seorang laki-laki dan 2 orang perempuan.
Rita, warga Desa Kerjo Lor Kecamatan Ngadirojo, mengaku pada saat itu dia bersama sejumlah temannya termasuk para korban memenuhi panggilan pihak bank plecit di sebuah rumah di Kecamatan Ngadirojo.
"Saya dijambak, dipukul pakai handphone. Kaki saya diinjak, ini masih agak bengkak. Saya dikeroyok tiga orang," kata dia saat ditemui di wilayah Kecamatan Girimarto, Rabu (2/2/2022).
Rita menceritakan, awalnya dia diminta oleh Nanik yang juga menjadi korban penganiayaan untuk mencari nasabah yang mau berutang. Nanik sendiri hamil muda, dan kini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit usai dianiaya.
"Penganiayaannya tidak wajar, diperlakukan seperti binatang. Diseret-seret, disiram pakai air. Sampai rumah saya basah kuyup lalu pingsan,” ujar Rita.
Dia menuturkan, memang ada sejumlah nasabahnya yang macet membayar angsuran. Namun, mereka hanya telat membayar dalam hitungan jam.
Rita juga sudah melaporkan penganiayaan yang menimpa dirinya kepada Kepolisian. Dia didorong oleh suaminya yang tidak terima istrinya dianiaya. Dia memang pernah berhutang ke bank plecit itu, namun sudah cukup lama. Pernah juga dia mendapatkan perkataan kasar dari oknum bank plecit itu.
Di tempat yang sama, Hartini, warga Dusun Tegalrejo RT 01 RW 03 Desa Jatirejo, Kecamatan Girimarto juga berada di lokasi penganiayaan. Dia adalah saksi mata penganiayaan yang dialami Rita dan sejumlah orang lain.
Dia menyaksikan sendiri perut Nanik yang sedang hamil muda dipukuli. Meski begitu, dia tidak dianiaya oleh oknum bank plecit itu.
Hartini juga mengaku pernah meminjam uang ke bank plecit itu. Uang yang dipinjamnya sekitar Rp 1 juta. Uang itu digunakan untuk modal usahanya berjualan tanaman hias secara online. Dia berhutang ke bank plecit karena butuh uang segera dan syarat pengajuan hutang sangat simpel.
Pendamping para korban, Tri Haryanto yang tergabung dalam Biro Hani Family Ngadirojo bersama Rio Hana, selaku sesepuh masyarakat mengatakan, hingga saat ini ada tiga korban penganiayaan yang dilakukan oleh oknum bank plecit itu. Mereka adalah Rita, Nanik dan Kartini, yang paling parah adalah Nanik dan Kartini yang sampai dirawat di dua rumah sakit yang berbeda.
Bahkan dia juga mendapat laporan ada nasabah yang takut berada di rumah. Sebab nasabah itu dipaksa untuk menandatangani pelunasan hutang sebesar Rp 100 juta, padahal hutang nasabah itu hanya Rp 4 juta.
Pihaknya pun berharap ada penyelesaian yang dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap para korban penganiayaan itu.
Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Supardi mengaku sudah mendapatkan informasi terkait hal tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman.
(wd)