Hard News

BI Solo Dorong Ponpes Sebagai Pelaku Industri Halal, Sumber Ekonomi Baru Indonesia di Masa Depan

Jateng & DIY

25 Februari 2022 11:54 WIB

BI Solo resmikan usaha budidaya perikanan dan tebar benih perdana sebanyak 15 ribu ekor lele di Ponpes Hidayatul Ulum Karangpandan, Karanganyar, Rabu (23/2). (Foto: Dok. Solotrust.com/rum)

SOLO, solotrust.com - Pondok pesantren (ponpes) dinilai memiliki peran strategis dalam membangun basis ekonomi nasional yang kuat berdasarkan ekonomi syariah melalui kemandirian ekonomi pesantren.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI Solo) Nugroho Joko Prastowo menyampaikan bahwa fungsi ponpes tidak hanya sebagai penyelenggara fungsi pendidikan dan dakwah, namun juga memiliki fungsi pemberdayaan masyarakat melalui unit usaha.



"Pengembangan unit usaha oleh ponpes untuk membangun karakter kewirausahaan tangguh bagi santrinya dan masyarakat sekitar sehingga ponpes selain tempat untuk ngaji fikih juga menjadi tempat ngaji sugih," ujar Nugroho Joko Prastowo, Kamis (24/2).

Menurutnya, peran ponpes tersebut termasuk dalam salah satu pilar cetak biru Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Bank Indonesia bersama pemangku kepentingan lainnya bersinergi membangun rantai nilai halal melalui pengembangan industri halal di sisi input, produksi, proses produksi dan pemasaran.

"Sejumlah inisiatif, kolaborasi dan sinergi telah dilakukan termasuk dengan ponpes yang memiliki potensi yang sangat besar sebagai pelaku industri halal ke depan," tutur Joko.

"Hal ini juga menjadi upaya kolaboratif untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia. Upaya ini diharapkan dapat mengangkat industri halal menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia ke depan," imbuh Joko.

Joko memaparkan, pengembangan ekosistem rantai nilai halal fokus pada lima sektor prioritas, yakni pertanian terintegrasi, pangan halal, sandang halal, energi baru dan terbarukan, serta pariwisata ramah muslim.

"Pengembangan kemandirian ekonomi ponpes serta sinergi dan linkage dengan UMKM dan korporasi diharapkan dapat mendorong peran ponpes sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal," harap Joko.

Ia menjelaskan, terdapat tiga prasyarat kemajuan bisnis ekonomi dan keuangan pesantren dengan pendekatan manajemen ekonomi dan bisnis modern. Pertama, keuletan dan daya tahan. Kedua, memperkuat jejaring bisnis antara lain melalui Hebitren (Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren). Ketiga, memperkuat pengetahuan dan pemberdayaan ekonomi pesantren melalui Ekosistem Rantai Nilai Halal.

"Harapannya, model pengembangan ekosistem rantai nilai halal tersebut dapat direplikasi oleh berbagai pihak dalam pengembangan ekonomi di pesantren," ucap Joko.

Adapun pengembangan ekosistem rantai nilai halal di Soloraya sendiri dilaksanakan melalui Hebitren melalui penguatan rintisan usaha di sektor pertanian dan sektor perikanan.

Penguatan di sektor pertanian dilaksanakan berbasis teknologi informasi dan komunitas sedang diimplementasikan di berbagai wilayah di Soloraya melalui teknologi green house berbasis internet of things (IoT) untuk komoditas tanaman melon. Program ini bekerjasama dengan Ponpes Al Ittifaq Bandung yang telah berhasil menguatkan posisi ponpes sebagai penyedia bahan pangan dan distributor hasil pertanian.

Program green house berbasis IoT ini berada di Ponpes Takmirul Islam Solo, Ponpes Darul Qur'an Sragen, Ponpes Kyai Ageng Selo Klaten, Ponpes Ar Ruqoyah Wonogiri, dan Ponpes Darul Abror Boyolali. Peresmian program telah dilakukan oleh Gubernur BI di Ponpes Takmirul Islam pada awal Februari 2022.

Sementara itu, untuk usaha budidaya perikanan difokuskan pada dua lokasi, yaitu Ponpes Hidayatul Ulum Kabupaten Karanganyar dan Ponpes Al Hikmah Kabupaten Sukoharjo.

Sebagai bentuk apresiasi kepada ekosistem Hebitren Soloraya, BI melaksanakan peresmian usaha budidaya perikanan dan tebar benih perdana sebanyak 15 ribu ekor lele di Ponpes Hidayatul Ulum Karangpandan, Karanganyar, Rabu (23/2).

Peresmian dihadiri Bupati Karanganyar Juliyatmono, Kepala KPw BI Solo Nugroho Joko Prastowo, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Musta’in Ahmad, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Karanganyar Siti Maisyaroch, Ketua Hebitren Soloraya Miftahul Huda, Ketua BAZNAS dan FKPP Kabupaten Karanganyar sekaligus Pimpinan Ponpes Darul Amal Kafindi, Kepala Kemenag Karanganyar Wiharso, Kepala Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Alang-Alang Tumbuh Subur Prayitno, dan Pimpinan Ponpes Hidayatul Ulum Abdul Somad.

Penguatan usaha budidaya perikanan tersebut juga didukung dengan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa sarana dan prasarana budidaya Lele Semi Bioflok untuk Hebitren Soloraya. Secara simbolis, PSBI juga diserahkan ke Ponpes Darul Amal berupa sarana prasarana pendidikan berupa perangkat komputer dan kepada Klaster Bawang Putih Poktan Taruna Tani Maju berupa sarana prasarana produksi, di antaranya panel ultraviolet, traktor capung, mesin pompa air, dan sprayer elektrik pertanian. (rum)

(zend)