SOLO,solotrust.com – Bank Indonesia Solo bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Solo menggelar Pelatihan Branding dan Kemasan yang Inovatif dan Ramah Lingkungan Serta Pemasaran Digital dan Perizinan.
Acara ini menyasar pada pemilik UMKM di Kota Solo yang tergabung dalam PKK. Acara yang digelar tanggal 14-15 Oktober 2021 ini resmi dibuka di Loji Gandrung, Kamis (14/10/2021).
Hadir dalam acara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Solo, Selvi Ananda.
Nugroho mengatakan gagasan ini muncul saat bulan Ramadan lalu dalam acara Weekend Market. Menurutnya gagasan mengenai pemberdayaan anggota PKK pemilik UMKM sudah didiskusikan saat itu.
“Saat itu ada semacam diskusi bagaimana meningkatkan anggota UMKM yang juga anggota PKK. Ndelalahnya, ada gelombang varian Delta Covid-19. Jadi kemarin sempat berhenti dulu dan baru kita mulai sekarang,” ujar Nugroho.
Menurut Nugroho, tujuan digelarnya acara ini untuk melakukan pembinaan UMKM berbagai klaster mulai dari klaster pangan, batik, dan kuliner.
“Bagaiamana caranya agar UMKM anggota PKK ini naik kelas dan juga menopang ekonomi Kota Solo dari unit terkecil yakni keluarga. Jadi kesejahteraan keluarga meningkat, ekonomi Kota Solo juga semakin kuat,” sambung Nugroho.
Tak hanya itu, dirinya menyebut tantangan yang dihadapi UMKM ini adalah level tingkatan produk yang beragam.
“Nanti dilihat dulu, levelnya apa, pelatihan yang dibutuhkan apa. Pasti akan berbeda-beda. Tapi sebagai langkah awal, kita kasih yang umumnya dulu,” katanya.
Meskipun mempunyai level tingkatan yang berbeda-beda, Nugroho menggaris bawahi bahwa urusan perizinan lebih penting. Ia mengungkapkan sebagian peserta dalam acara pelatihan tersebut belum memiliki izin.
“Kalau dilihat dari produknya, sebagian besar belum ada izin. Nah, perlu diberi tahu masalah perizinan sehingga menjadi introspeksi apakah masalahnya karena ketidak tahuan pengusaha atau kendala hambatan seperti urusan administrasi,” beber Nugroho.
Ia mengatakan pihaknya akan mencari solusi bersama terutama masalah perizinan ini sehingga dapat menjadi evaluasi bersama.
“Nah, ini nanti juga akan menjadi evaluasi programnya PKK dan terus melakukan pendampingan terkait apa yang dibutuhkan,” pungkas Nugroho. (gede)
(zend)