Serba serbi

Penyakit Makin Beragam, Dokter Harus Terus Update Pengetahuan

Olahraga

5 Maret 2018 09:48 WIB

Simposium yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS). (solotrust.com/mia)

SOLO, solotrust.com- Jenis penyakit sekarang ini makin beragam. Demikian juga dengan cara penanganannya. Karena itu, dokter dituntut harus terus memperbaharui ilmunya agar tidak menimbulkan suatu kegawatan yang mengancam jiwa pasiennya.

Melalui acara Simposium bertema "RESUSCITATE: Recent Updates on Shock Understanding and Infection Related Emergency", Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berusaha memfasilitasi para dokter dan tenaga kesehatan untuk mengupdate ilmunya dalam menangani berbagai masalah medis, khususnya di bidang penyakit infeksi. Kagiatan tersebut diadakan di Hotel Best Western Premier, Solo Baru pada Minggu (5/3/2018)



"Ini merupakan agenda rutin yang diadakan FK UNS dalam rangka sebagai continuing medical education (CME). Jadi setiap tahun, dokter harus mengupdate ilmu, dimana ilmunya harus baru terus. Itu salah satu usaha FK UNS dengan mengadakan simposium secara berkala," terang Ketua Panitia Henda Ageng Rasena.

Henda melanjutkan, simposium tahun ini mengambil tema Resuscitate atau Resusitasi yang berarti upaya dokter untuk memulihkan kembali kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru yang berorientasi pada otak. "Resusitasi itu menangani pasien dalam keadaan syok, yang sebelum dia jatuh, lalu komplikasinya seperti apa," kata dia.

Henda mengatakan akhir-akhir ini sering terjadi kasus penyakit leptospirosis dan demam berdarah. Keduanya dapat menyebabkan kematian apabila terlambat dalam mendiagnosis. Misalkan pasien demam berdarah baru mendapatkan penanganan ketika sudah jatuh ke dalam kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS). Jika sudah begitu, nyawa pasien berpotensi tidak dapat diselamatkan.

"Penyakit tersebut yang mematikan tapi sebenarnya bisa dicegah. Dan juga, keadaan awal sering tidak terdeteksi, lalu pasien baru datang ketika sudah mendekati syok. Jadi sangat penting bagi dokter untuk mengetahui leptospirosis, apa itu tanda-tanda syok dan bagaimana tanda-tandanya dan cara menanganinya," jelasnya.

Demam berdarah dan Leptospioris sendiri, sambung Henda, merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah kecelakaan dan penyakit jantung. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Sedangkan demam berdarah dengue (DBD) diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

"Penyakit yang tertinggi masih tentang Non Communicable Disease seperti kecelakaan, trauma, benturan kepala seperti itu. Yang kedua tentang kardiovaskuler yaitu tentang penyakit jantung. Yang ketiga, penyakit infeksi ini termasuk di dalamnya demam berdarah dan Leptospirosis," tambahnya.

Simposium ini diikuti oleh 1000 peserta yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum dan tenaga kesehatan lainnya dari seluruh Indonesia. Turut dihadirkan pula para dokter ahli sebagai pembicara seperti dr. Herkutanto (Indonesian Medical Council),  dr. Tatar Sumandjar (Dr. Moewardi Hospital),  dr. Dhani Redhnono (Dr. Moewardi Hospital), dr. Arifin (Dr. Moerwardi Hospital) dan masih banyak lagi.

Dalam simposium ini, Dr. Herkutanto mengingatkan kembali akan tanggung jawab seorang dokter. Dia menegaskan bahwa tugas dokter bukan untuk mengabadikan hidup selama-lamanya, tapi memulihkan kesehatan masyarakat. (mia)

(wd)

Berita Terkait

Srawung Seni Sakral 2021 Hadirkan Simposium hingga Pameran Instalasi Pawukon

Simposium Managing Heritage City ala JKPI di Kota Solo

Prabowo Hadiri Simposium Dokter Spesial Jantung Se-Solo Raya

Uniba Gelar Simposium Bantu Dosen Publish Jurnal Ilmiah

IDI dan Perdatin Borong Susu Boyolali, Dibagikan Gratis ke Santri hingga Lansia

Relawan Dokter Fauzan Siap Menangkan Paslon Agus Irawan-Dwi Fajar

Jelang Iduladha, Pemprov Jateng Terjunkan Dokter Hewan, Pastikan Ketersediaan Ternak Surplus

Wisudawan FISIP UNDIP, Mbak Ita Berharap Alumni Beri Kontribusi bagi Masyarakat

Bolone Master Boyolali Deklarasikan Dukung Mas Dokter

Biografi Dr Lo, Sosok Dokter Dermawan yang Lekat dengan Warga Solo

RSGM Soelastri Solo Menuju Center of Excellent Pendidikan Kedokteran Gigi Spesialistik

Selamat! Mahasiswa Kedokteran UGM Juara 1 Olimpiade se-Asia Tenggara

Dosen UNS Raih Hibah Penelitian Sebesar Rp 19 Miliyar

Gaungkan Kesehatan Gigi dan Mulut, Wimmy Raih Juara 2 Mahasiswa Berprestasi Terbaik se-Jateng

Penuhi Syarat UU Pendidikan Kedokteran, UMS Resmi Akuisisi RS Puri Waluyo

Kodim 0735 Surakarta Peringati Hari Juang Kartika Dengan Bakti Sosial

Arya Surendra Jabat Rektor UNSA, Siap Bawa Kampus Lebih Fleksibel dan Adaptif

Mengulik Sejarah Kampus Favorit di Soloraya dengan Berkunjung ke Museum UNS

Mahasiswa UNS Demo, Tuntut Pemerintah Evaluasi Pemotongan Anggaran yang Berimbas Naiknya UKT

Keluarga Alumni FEB Universitas Sebelas Maret Sukses Gelar Reuni Akbar

Mesin Kopi Self Service FISIP UNS, Tawarkan Aneka Kopi Harga Mahasiswa

KKN, Ribuan Mahasiswa UNS Siap Mengabdi di 7 Provinsi

Selamat! Mahasiswa Kedokteran UGM Juara 1 Olimpiade se-Asia Tenggara

Penuhi Syarat UU Pendidikan Kedokteran, UMS Resmi Akuisisi RS Puri Waluyo

Kodim 0735 Surakarta Peringati Hari Juang Kartika Dengan Bakti Sosial

Berita Lainnya