SOLO, solotrust.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melakukan mediasi antara pedagang dan manajemen Pusat Grosir Solo (PGS) di gedung Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Selasa (15/3). Langkan ini dilakukan dalam upaya menyelasaikan konflik penolakan pedagang atas kenaikan service charge dari manajemen sebesar 39,13 persen/meter per bulan atau Rp57.500/meter per bulan menjadi Rp80 ribu/meter per bulan.
Sebelumnya pada Rabu (09/03/2022) pekan lalu, puluhan pedagang telah melakukan aksi long march dan mengadu kepada Pemkot Solo. Sementara pada pertemuan kali ini, Pemkot mempertemukan kedua belah pihak, baik manajemen maupun perwakilan pedagang.
Tercatat hingga pertemuan kedua, dua belah pihak belum menemukan titik terang. Ketua Paguyuban Pedagang, Sahil, mengaku pusing mengurusi perselisihan seperti ini dan ingin kembali fokus untuk berdagang.
“Kalau kami para pedagang itu disibukkan dengan libur-libur seperti ini, nggak mau pedagang, pedagang mau untung,” katanya.
Pedagang juga meminta pihak manajemen segera mencarikan titik temu secepatnya. Terlebih, jelang momentum Ramadan dan Lebaran dalam waktu dekat.
“Jangan berlama-lama, ini kan sudah dua minggu lagi kan puasa terus Lebaran,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Direksi Holding PGS, Panji Narendra menyanggupi permintaan pedagang. Ia menargetkan penyelesaian konflik selambat-lambatnya bulan ini.
“Kami berharap bisa secepatnya membuat keputusan ditargetkan bulan ini sudah ada keputusan mengenai kenaikan ini, apakah jadi naik ataukah naik dengan nilai tertentu yang disesuaikan,” jelasnya.
Sementara, selama proses negosiasi belum menemui titik terang, Panji juga berjanji pihaknya tidak akan melakukan tindakan intimidatif dan represif kepada para pedagang PGS.
“Kami jamin tidak akan ada tindakan-tindakan intimidasi, penekanan juga, ke pihak tenant semua akan kami buka forum komunikasinya dan kami mau secepatnya bisa selesai,” tukasnya. (dks)
(and_)