Ekonomi & Bisnis

Ponpes Darul Abror Boyolali Panen Perdana Melon dengan Teknologi Greenhouse

Ekonomi & Bisnis

5 April 2022 00:33 WIB

Panen perdana tanaman melon dengan teknologi greenhouse di Ponpes Darul Abror Karanggede Boyolali, Kamis (31/03/2022)

BOYOLALI, solotrust.com - Pengembangan sektor pertanian pesantren diharapkan mampu mendorong ketahanan pangan berbasis kemandirian ekonomi pondok pesantren (Ponpes).

Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo Nugroho Joko Prastowo, saat panen perdana demplot uji coba tanaman melon dengan teknologi greenhouse di Pondok Pesantren Darul Abror, Karanggede, Boyolali, Kamis (31/03/2022).



Menurut Nugroho Joko Prastowo, pertanian menjadi salah satu sektor yang menggeliat di tengah pandemi Covid-19, menjadi ujung tombak ketahanan pangan nasional, dan menjadi salah satu solusi ketersediaan lapangan pekerjaan.

"Dengan memanfaatkan lahan wakaf untuk pertanian produktif, hasilnya dapat mendorong kemandirian ekonomi pesantren. Harapannya, model pengembangan ini dapat direplikasi oleh berbagai pihak dalam pengembangan ekonomi di pesantren," tutur Nugroho Joko Prastowo, Kamis (31/03/2022).

Pondok Pesantren Darul Abror telah mengembangkan usaha pertanian hortikultura sejak 2015, namun belum optimal hasilnya. Pemanfaatan tanah wakaf milik ponpes juga belum optimal karena sejumlah kendala, di antaranya keterbatasan peralatan mesin pertanian untuk pengolahan lahan, keterbatasan irigasi, dan serangan hama tanaman.

Bank Indonesia pun tergerak memberikan bantuan melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa pembangunan green house, sarana prasarana irigasi dan pertanian serta satu unit kultivator.

Ponpes Darul Abror mengembangkan demplot uji coba pengembangan tanaman melon di greenhouse seluas 300 m2. Jenis melon adalah varietas Alina dengan jumlah populasi sekira 500 batang yang mulai disemai Januari 2022. Saat umur tanaman 65 hingga 70 hari setelah tanam, sudah menunjukkan ciri masak panen optimal.

Nugroho Joko Prastowo menjabarkan, pengembangan ekosistem rantai nilai halal di Soloraya di sektor pertanian semacam ini dilakukan melalui Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren).

Hebitren merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap program pesantrenpreneur sehingga mendorong kemandirian ekonomi pesantren dan menggerakkan ekonomi kerakyatan.

"Bank Indonesia telah menyertakan peran pesantren dalam salah satu pilar cetak biru pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, yaitu penguatan ekonomi syariah melalui program peningkatan kelembagaan. Salah satunya melalui kemandirian ekonomi pesantren," terang Nugroho Joko Prastowo.

"Program pengembangan kemandirian pesantren diharapkan dapat mendorong pesantren sebagai penggerak utama dalam ekosistem rantai nilai halal," imbuh dia.

Kemandirian ekonomi pesantren memiliki peran sangat penting untuk membangun basis ekonomi nasional kuat dan menjadi bagian dari strategi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam mewujudkan pertumbuhan inklusif.

"Penting untuk menjadikan pesantren sebagai ekosistem yang mandiri dan sejahtera sehingga dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," pungkasnya. (rum)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya