Solotrust.com - Instagram meminta penggunanya untuk berhenti merepost konten video TikTok di Reels. Hal itu disampaikan kepala Instagram Adam Mosseri via video di Twitternya saat menjelaskan fitur-fitur terbaru di platform itu pada 20 April.
"Jika Anda membuat sesuatu dari awal, Anda harus mendapatkan lebih banyak credit daripada jika Anda membagikan ulang sesuatu yang Anda temukan dari orang lain. Kami akan mencoba dan berbuat lebih banyak untuk mencoba dan lebih menghargai konten asli, terutama dibandingkan dengan konten yang diposting ulang," kata Mosseri, seperti dilansir The Verge.
Instagram membuat beberapa perubahan baru yang berfokus pada pembuat konten di platformnya, yang menurut Mosseri dimaksudkan untuk memastikan bahwa credit diberikan kepada mereka yang pantas mendapatkannya. Instagram juga akan mulai lebih gencar mempromosikan konten asli.
"Tolong, tolong, tolong berhenti memposting TikTok favorit Anda ke Reels. Kami mohon," kata Mosseri.
Reels, yang berformat video pendek layaknya TikTok, sangat penting bagi Meta yang ingin menjadikan Facebook dan Instagram sebagai platform yang digunakan para pembuat konten.
Sebelumnya, CEO Meta Mark Zuckerberg menyebut Reels sebagai format konten mereka yang paling cepat berkembang sejauh ini. Keduanya sekarang tersedia di Facebook maupun Instagram.
Meski sama-sama video pendek, pengguna Instagram masih banyak yang merepost video TikTok di Instagram, yangmana logo TikTok masih terpampang.
Menyoal tentang bagaimana Instagram akan menentukan mana konten yang dianggap asli, Adam menilai hal itu sulit untuk dilakukan. Adam menilai perubahan itu kemungkinan akan menjadi masalah besar bagi akun agregator, yang banyak di antaranya membagikan meme dan postingan yang menjadi tren.
"Saat kami lebih condong ke rekomendasi, menjadi semakin penting bahwa kami tidak menilai agregator secara berlebihan, karena itu akan buruk bagi pembuat konten," cuit Adam lewat akun Twitternya.
The Verge mengatakan bahwa dorongan untuk memproduksi konten asli di media sosial milik Meta bukanlah hal baru. Meta memiliki audiens terbesar, tetapi TikTok, Twitter, dan lainnya cenderung menjadi tempat meme dan tren baru dibuat. Jika Instagram dan Facebook ingin menjadi platform pembuat konten yang sukses, mereka harus menemukan cara untuk membalikkannya, seperti dengan memutar tombol yang paling kuat yakni algoritme peringkat, yang memutuskan konten apa saja yang dilihat miliaran orang setiap harinya. (Lin)
(zend)