Hard News

Puluhan Tahun Mangkal, Pedagang Opyokan Pasrah Dipindah ke Dalam Pasar

Jateng & DIY

18 Juni 2022 13:36 WIB

Pedagang opyokan yang masih berjualan hingga Sabtu (18/6) dini hari di Jalan Halmahera sisi selatan Pasar Legi Solo. (Foto: Dok. solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Basah jalan yang diguyur hujan tak membuat pedagang opyokan, Sri Suhani berdiam diri. Malam itu, Sabtu (18/6) dini hari, ia nampak sibuk menyiapkan dagangan opyokan di sisi selatan Pasar Legi atau di Jalan Halmahera, Setabelan, Banjarsari, Solo.

Tepat di samping Sri terdapat spanduk larangan berjualan opyokan tertanggal "Mulai 18 Juni 2022". Sri mengaku, sudah mengetahui ia dan 526 pedagang opyokan lain akan direlokasi ke dalam pasar. Baginya, malam itu adalah kesempatan terakhirnya sebelum Pemerintah Kota (Pemkot) Solo meresmikan secara seremonial pemindahan opyokan pada Sabtu (18/6) malam.



"Tau rencana dipindah. (Besok) Nggih (jualan) di luar, tapi di situ di area pasar," kata Sri, Sabtu (18/6) dini hari.

Sri mengungkapkan keberatannya, sebab, pedagang sayur asal Delanggu, Klaten ini sudah nyaman berjualan opyokan selama 35 tahun. Bahkan Sri menuturkan, ia tetap berjualan opyokan di sekitar pasar saat Pasar Legi mengalami kebakaran 2018 silam. Ia menggelar opyokan setiap harinya pukul 02.00 WIB hingga pagi hari.

Kini Sri pasrah dengan aturan yang ditetapkan Pemkot Solo. Meski diakuinya, memindahkan lapak belum tentu langsung membuat ia dan pembelinya nyaman.

"Saya di sini sudah 35 tahun di pasar sini. Pas kebakaran pindahnya ya ke sini lagi nggak berubah," ujar Sri.

"Padahal saya kecil pasar sudah di sini malam di sini nggak berubah, kok pasarnya jadi malah berubah opo-opo kon (apa-apa suruh-red) pindah. Tiap pindah gini bakule wis bubrah (penjualnya sudah berubah tempatnya-red), pembelinya bingung nyariin," tuturnya.

Selain persoalan kenyaman yang sudah ia rasakan, Sri mengeluhkan akses jalan Pasar Legi kini yang dinilainya kurang mencukupi. Terlebih, sisi-sisi Pasar Legi dibatasi talud dengan ketinggian lumayan.

"Jalannya ini nggak ada pedotane (celahnya-red), " tambah Sri.

Sementara itu, Dinas Pedagangan (Disdag) sudah empat kali melakukan pertemuan dengan para pedagang opyokan. Kepala Disdag Heru Sunardi menyebut, solusi yang ditawarkan yakni: pedagang opyokan kini berjualan di dalam pasar setiap malamnya, sudah memenuhi kesepakatan.

"Kita sudah rapat 4 kali, jadi rapat itu sudah kita mulai sejak bulan puasa, kita ajak rapat, saling mencari solusi, ketemu lagi cari solusi, dan yang ke empat baru di eksekusi," kata Heru, Jumat (17/6) siang.

Disdag juga telah melakukan pemetaan, di mana, area dalam pasar akan mampu menampung 527 total pedagang opyokan yang direlokasi. Pedagang itu tersebar di beberapa titik sekitaran Pasar Legi.

"527 itu sudah di-maping sudah cukup, jadi mulai dari lantai atas di sekeliling pasar ini kecuali yang depan itu sudah diperuntukkan untuk pedagang-pedagang yang ada di sekitaran jalan-jalan (opyokan)," tuturnya.

Rencananya Pemkot Solo akan meresmikan pemindahan pedagang opyokan dengan acara tasyakuran, Sabtu (18/6) pukul 22.00 WIB. Selanjutnya, Pemkot Solo akan mengawasi area-area eks opyokan tersebut agar dipastikan benar-benar steril.

"Kita sudah komitmen untuk disterilkan dengan Satpol PP, artinya selama satu minggu kita jaga setelah satu minggu kita evaluasi, kalau sudah kondusif ya sudah, kalau belum kondusif ya kita jaga terus," pungkas Heru. (dks)

(zend)