Hard News

Waspadai PMK, Masjid Ketatkan Penyembelihan Hewan Kurban Iduladha

Jateng & DIY

9 Juli 2022 14:50 WIB

Pemotongan hewan kurban di Masjid Al Falah Solo. (Foto: Dok. Solotrust.com/dks)

SOLO, solotrust.com - Sejumlah masjid yang melaksanakan ibadah Iduladha pada memiliki Sabtu (9/7) pagi melaksanakan penyembelihan hewan kurban dengan pengetatan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).

Salah satunya dilakukan di Masjid Jami Al Badar Jalan Kahar Muzakir, Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Masjid tersebut menyiapkan bekal pengetahuan kepada para penjagal terkait tata cara sembelih hewan di tengah wabah PMK.



Sosialisasi itu dilakukan dari pihak dinas terkait maupun dari sosialisasi yang diadakan pihak lain.

"Kami minta sosialisasi DKPP, ada sosialisasi lewat masjid yang ada dari Wonosari, Klaten jadi sudah kita training," ujar Ketua Panitia Kurban Masjid Jami Al Badar, Muhakhrom ditemui Solotrust.com, Sabtu (9/7) pagi.

Selain itu, didatangkan mepet sehari sebelum penyembelihan untuk mengantisipasi penyebaran di tempat penampungan masjid.

Menurutnya, penyembelihan tahun ini dilakukan dengan lebih rapi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Penyembelihan lebih rapi sistematis dan tingkat higienitas daging lebih terjamin karena kesehatannya ada pengecekan DKPP," tuturnya.

Terdapat 4 ekor sapi dan 21 ekor kambing. Kurban itu didistribusikan ke 400 data Kartu Keluarga (KK) warga setempat, masing-masing mendapat 1 kg daging sapi dan kambing.

"4 sapi 21 kambing, dibagikan ke sekitar masjid baik yg islam maupun nonis, 400 KK petugasnya dapat double 2 kg hampir, masyarakat lain 1 kg," terangnya.

Di tempat lain, Masjid Al Falah Jalan Yudhistira, Serengan, Solo juga melakukan pengetatan. Pihak masjid menerima hewan kurban hanya di H-1.

"Dikirim semalem karena menghindari banyaknya cost yang harus dibayar kotoran dan banyak hal, PMK juga salah satunya nantinya kan jadi tanggung jawab kita kalau ada apa-apa misal sakit," ujar Ketua Panitia Kurban Masjid Al Falah Serengan, Purwanto Sabtu (9/7).

Panitia penyembelihan juga melakukan perebusan sesuai rekomendasi untuk bagian lidah, mulut, dan kaki.

Selain lantaran PMK, perebusan ini dilakukan untuk menghilangkan bau dan kerusakan daging.

"Jeroan sebelum kita bagi direbus sudah matang untuk menghilangkan bau dan tahan lama kalau diserahkan mentah nanti rusak," tuturnya.

Dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Solo juga memantau aktivitas penyembelihan maupun penjualan hewan tersebut. Terdapat 60 petugas yang tersebar di 5 kecamatan Solo.

Sekretaris DKPP Solo Evy Nur Wulandari menjelaskan pengawasan itu dilakukan ke hewan hidup maupun produk dagingnya.

"Pertama di tempat penjualan, kemudian di tempat penyembelihan, kita memeriksa baik hewan yang hidup, daging, maupun produknya, jadi kita melihat jerohannya misalnya hati ada cacing hatinya," paparnya.

Pihaknya juga telah memberikan sosialisasi kepada para takmir masjid. Selanjutnya, DKPP Solo juga menyediakan nomor layanan apabila terdapat temuan gejala mencurigakan.

"Kita sudah melaksanakan edukasi ke masyarakat, takmir masjid sudah kita kumpulkan ke dinas untuk tata cara penyembelihan hewan kurban sekaligus untuk mengenali penyakit-penyakitnya, dan apabila curiga ada gejala kita sudah ada pelayanan hotline," ucapnya.

Demikian ia meminta masyarakat tak terlalu mencemaskan wabah tersebut. Dijelaskan, PMK tidak menyebar ke manusia. Namun pihaknya mengimbau masyarakat untuk merebus bagian kaki, kepala, dan ekor. Terlebih jika hewan itu ditemukan gejala ringan PMK.

"Penyakit ini tidak menyebar ke manusia, tetapi sosialisasi ini kami lakukan agar tidak menyebar ke sesama hewan, apabila ditemukan untuk kaki, kepala, ekor harus direbus 30 menit," tukasnya. (dks)

(zend)