BOYOLALI, solotrust.com - Guru MTsN Boyolali bersama para siswa melakukan uji coba sejumlah jenis makanan yang dicampur boraks. Uji coba makanan ini masuk dalam kurikulum pembelajaran Bahasa Indonesia.
Guru MTsN Boyolali, Idha Purwaningsih mengatakan, uji coba makanan mengandung boraks masuk pada kurikulum pembelajaran Bahasa Indonesia.
“Ini sudah masuk kurikulum kelas IX. Jadi semua kelas IX melakukan praktik uji coba dan membuat hasil laporan penelitian,” katanya kepada wartawan, Selasa (02/08/2022).
Sampai saat ini para siswa kelas IX menguji makanan yang sering dijajakan di sekitar sekolah, seperti cilok, kerupuk, siomay, dan sosis.
“Kalau para siswa mengetahui bahaya dari campuran boraks, nantinya mereka akan dapat memilih jenis jajanan yang kiranya tidak memakai boraks,” jelas Idha Purwaningsih.
“Jadi mereka nanti mengetahui seberapa bahaya dari campuran boraks tersebut. Penelitian ini menggunakan kunyit yang diteteskan pada makanan,” tambahnya.
Adapun bahaya boraks yakni dapat menyebabkan penyakit kanker, fungsi ginjal, serta saraf pusat dan hati.
“Mereka harus tahu. Kalau tahu bahayanya, mereka akan ekstra waspada karena boraks dapat menyerang fungsi ginjal, hati, kanker, dan saraf pusat,” urai Idha Purwaningsih.
Salah satu siswa kelas IX MTsN Boyolali, Qoirun Nisa, mengutarakan saat ini dirinya bersama teman-teman lainnya sedang melakukan penelitian makanan mengandung boraks. Bahan yang digunakan berupa garam, sosis, dan kerupuk.
“Boraks ini sangat berbahaya karena mengandung pengawet apabila dicampurkan pada makanan. Kami ingin melakukan uji coba atau penelitian terkait bahayanya pada makanan,” ucapnya. (jaka)
(and_)