Hard News

Aktivis Gerakan Mahasiswa & Pemuda Jateng Geruduk Solo, Ada Apa?

Sosial dan Politik

22 Agustus 2022 16:00 WIB

diskusi internal membahas isu kekinian dengan tema Membangun Skill UP UMKM Sebagai Fondasi Ketahanan Ekonomi Masyarakat oleh Rakyat Kuasa Jateng, Minggu (21/8). (Foto: Istimewa)

SOLO, solotrust.com - Ratusan aktivis gerakan mahasiswa dan pemuda di Jawa Tengah (Jateng) yang tergabung dalam Rakyat Kuasa Jateng menggelar reuni dan silaturahmi di Ndalem Tjokrosumartan, Solo, Minggu (21/8) siang.

Para aktivis unjuk rasa 1990 an dan 2000 an yang pernah terlibat langsung dalam pengorganisasian dan advokasi rakyat saat gerakan reformasi tahun 1998 serta era Gus Dur dan Megawati juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.



Koordinator kegiatan, Ellen Kurnialis mengatakan silaturahmi dilakukan untuk memperkuat tali persaudaraan dan solidaritas antar aktivis sehingga bisa terwujud sinergitas gerakan ke depannya.

Pertemuan itu juga menjadi wadah refleksi atas proses agenda perjuangan yang selama ini berjalan.

Untuk memperkaya khasanah sudut pandang, juga digelar diskusi internal membahas isu kekinian dengan tema Membangun Skill UP UMKM Sebagai Fondasi Ketahanan Ekonomi Masyarakat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo dan Pendamping Desa Jateng, Ahmad Dimyati didapuk menjadi pembicara dalam diskusi tersebut.

Sebagi moderator yaitu Dosen Prodi PWK Universitas Semarang (USM), Hendrianto Sundarto.

“Kami mengadakan diskusi internal yang mendiskusikan kondisi sosial politik kekinian, utamanya soal problem-problem kerakyatan seperti itu pangan dan kemandirian desa, serta problem politik kebangsaan,” kata Ellen.

“Kongkretnya isu penguatan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi, agar para aktivis mempunyai rumusan, arah, komitmen dan pandangan perjuangan yang sama. Apalagi mereka aktif dalam ragam kegiatan serta profesi,” lanjutnya.

Para aktivis ini berasal dari beragam latar belakanh seperti seniman, budayawan, ulama, akademisi, pengacara, pengajar, pebisnis, politikus, penyelenggara negara, jurnalis dan non government organization (NGO).

Sejumlah tokoh aktivis dari berbagai daerah hadir diantaranya dari Jakarta Muhaji dan Adian. Sementara dari Semarang hadir Amdhonk, Kuat Hermawan Santoso, Muhammad Khabib, Hendrik dan tak ketinggalan sosok Fadli.

Aktivis dari Solo dan sekitarnya yang hadir yakni Adi Frondec, Aziz, Blonthank, dan Lukman, Joko dari Sukoharjo Toto Hasto dari Wonogiri, Eta Ces’t Joe dari Magelang, Faqih Normansah, Purwanto dari Boyolali.

Selain itu juga ada aktivis Alex dari Batang, Muhammad Rifai dari Demak, Khusnun dari Purworejo dan lainnya.

Setelah 24 tahun masa reformasi, Ellen mengatakan, para aktivis prihatin dan menilai masih banyak problem yang harus diperjuangkan. Seperti masih tingginya angka korupsi, dan besarnya kesenjangan ekonomi.

Isu lainnya tentang minimnya karakter negarawan di kalangan para penyelenggara negara. Terlebih mendekati momentum politik 2024 dan kondisi global yang tidak menentu, yang berpengaruh kepada kondisi nasional.

Mereka berkomitmen mengawal jalannya politik kekuasaan agar kepemimpinan yang ada maupun yang akan datang bisa berjalan selaras dengan arah perjuangan para pemimpin bangsa atau para founding fathers.

()