SOLO, solotrust.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia (RI) Zulfikri Hasan (Zulhas) menyebut belum terjadi kenaikan signifikan harga bahan imbas dari naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulan ini.
Zulhas juga memantau langsung stabilitas komoditas pokok ke pasar-pasar. Salah satunya, ia menyambangi Pasar Gede, Solo, Kamis (15/9) pagi untuk memantau harga sejumlah komoditas pokok.
Dirinya menyoroti harga telur yang beberapa pekan belakangan mengalami lonjakan. Menurutnya sejauh ini harga telur sudah berada di angka yang pas.
"Kebutuhan pokoknya tetap, seperti telur Rp27 ribu per kilogram, itu sedang, harganya sudah bagus, karena kalau harganya di bawah itu lagi pengusaha UMKM yang petelurnya tutup, rugi, karena modalnya Rp22 ribu. Jadi Rp27 ribu sedang, pedagang untung, UMKM nya juga enggak rugi," kata Zulhas.
Harga cabai, lanjut Zulhas, masih berada di angka rata-rata Rp70 ribu per kilogram untuk kualitas bagus. Pun harga bawang yang ia nilai masih berada pada harga normal.
"Cabai di sini yang dijual yang kualitas bagus, Rp70 ribu rata-rata. Kalau yang biasa itu Rp60 ribu. Bawang juga begitu, tadi bawangnya besar-besar dan bagus-bagus, yang terbaik kualitas premium, itu Rp35 ribu, itu kalau yang biasa Rp30 ribu, tetapi itu jauh. Dulu waktu saya baru diangkat Pak Presiden bawang Rp80 ribu, cabai Rp120 ribu," ungkap Zulhas.
Sementara, untuk harga daging ayam berada di kisaran Rp35 ribu. Menurut Zulhas, harga tersebut sudah cukup berimbang bagi peternak dan pedagang.
"Ayam kita lihat Rp35 ribu, memang di pasar itu sudah murah sekali," tuturnya.
Tak lupa, Zulhas juga menyoroti harga minyak goreng. Ia menyebut, harga minyak goreng yang disubsidi oleh pemerintah Harga Ecer Tertinggi (HET) nya adalah Rp14 ribu.
"Minyak kalau dari minyak perdagangan itu kan HET Rp14 ribu, kecuali kalau yang premium atau brand. Tapi kalau minyak kita paling mahal Rp14 ribu, tapi di beberapa tempat karena sekarang sudah turun ada yang Rp13-13,5 ribu," kata dia.
Namun, Zulhas meminta pemerintah daerah memberikan subsidi pengiriman barang jika terjadi kenaikan. Subsidi itu diambil dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar 2 persen.
"Kalau sampai naik, mungkin 5 persen, gitu ya, maka bisa dipakai dana cadangan, untuk menyubsidi tranportnya," pintanya.
Sementara itu, menurut salah seorang pedagang yang bernama Tatik, harga telur Rp27 ribu per kilogram sudah normal dan pas.
"Harga telur Rp27 ribu itu audah pas sudah bormal. Bawang merah berapa Rp35 ribu, minyak premium Rp20 ribu per liter. Bawang putih Rp28 ribu, bawang putih Rp28 ribu" kata Tatik.
Namun, untuk harga bahan pokok berbahan dasar terigu masih mengalami kenaikan.
"Tepung Rp13 ribu per kilogram, dulu Rp8 ribu. Kerupuk juga naik per bungkus Rp1 ribu," ujarnya. (dks)
(zend)