Hard News

Situs Gumuk Watu Serut di Desa Tlawong Sawit Mulai Dilakukan Penggalian

Jateng & DIY

29 September 2022 22:33 WIB

Situs Gumuk Watu Serut di areal persawahan Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Boyolali mulai dilakukan penelitian. (Foto: Dok. solotrust.com/jaka)

BOYOLALI, solotust.com - Situs Gumuk Watu Serut di areal persawahan Desa Tlawong, Kecamatan Sawit, Boyolali mulai dilakukan penelitian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali serta sejumlah tim dari Balai Arkeolog Yogyakarta.

Sekretaris Disdikbud Boyolali, Waskito Raharjo mengatakan, penelitian ini dilakukan guna penyelamatan dan pelestarian benda-benda purbakala di wilayah Boyolali.



“Kegiatan ini bertujuan untuk penyelamatan dan pelestarian benda purbakala. Penyelamatan ini dilakukan arkeolog asal Yogyakarta bersama Disdikbud Boyolali dan sejumlah tokoh masyarakat di Desa Tlawong, Sawit,” terangnya kepada solotrust.com, Kamis (29/09/2022).

Saat ini tim ahli tengah melakukan pengukuran lokasi situs untuk selanjutnya dilakukan penggalian.

“Pada sudut lokasi situs ini dikasih tanda titik, kemudian dilakukan penggalian. Adapun untuk penggaliannya sendiri diperkirakan selama dua minggu,” kata Waskito Raharjo.

Sementara itu, Konsultan Arkeologi Yogyakarta, Dwi Kurnia Sandy mengatakan, mulai hari ini telah dilakukan pengukuran serta penggalian guna mengetahui luasan lokasi situsnya. Selain itu, kegiatan ini juga untuk mengetahui sejumlah struktur yang belum ditemukan.

“Kami sudah memasang garis benang dan sejumlah titik untuk mengetahui jumlah strukturnya. Sampai saat ini belum mengetahui luasan dan kedalamannya berapa,” ucapnya.

Adapun hingga saat ini, Dwi Kurnia Sandy belum bisa memastikan situs ini peninggalan dari agama apa. Namun, apabila dilihat dari jenis situs permukaannya mengarah pada agama Hindu.

”Sebenarnya kami belum bisa menyimpulkan, namun kalau melihat pada permukaan situs yang di luar, sepertinya milik agama Hindu,” jelas dia.

Sejauh ini baru ditemukan dua situs berada di permukaan.

“Sampai saat ini kami belum bisa memastikan jumlah situs yang ada di sini, namun yang pasti baru ada dua situs yang berada di permukaan ini,” tandasnya.

Sementara itu, menurut Kepala Desa Tlawong, Joko Tri Wijianto, keberadaan situs di areal persawahan ini sudah diketahui sejak lama dan menjadi cerita turun temurun dari nenek moyang.

“Sebenarnya saya mendengar situs itu sudah lama. Belum lama ini kami mendapat informasi dari Disdikbud Boyolali bahwa situs tersebut akan dilakukan pemugaran, kemudian kami informasikan kepada warga,” kata dia.

Adapun tanah yang di atasnya terdapat situs Gumuk Watu Serut sudah bersertifikat hak milik (SHM). Karenanya, apabila akan dilakukan penggalian, Disdikbud terlebih dahulu harus melakukan koordinasi dengan pemilik lahan.

“Disdikbud Boyolali memang sudah berkoordinasi dengan pemilik lahan, maka dari itu kami persilakan,” ucap Joko Tri Wijianto. (jaka)

(and_)