REMBANG, solotrust.com - Puluhan orang yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menggelar istigasah bersama para kyai dan masyarakat di rumah budaya Lawang Ijo Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Rabu (5/10).
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Joko Prianto mengatakan, gelaran istigasah ini untuk memperingati 6 tahun momen kemenangan warga atas gugatan izin lingkungan PT Semen Indonesia pada tingkat peninjauan Mahkamah Agung (MA).
"Istigasah ini untuk meminta pemerintah segera menghentikan proses penambangan di kawasan Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih Rembang, baik perusahaan yang berizin maupun ilegal. Karena saat ini masyarakat secara gugatan hukum kan menang," katanya.
Meski gugatan izin lingkungan dimenangkan oleh warga pada 5 Oktober 2016 lalu, lanjut Joko aktivitas pertambangan di kawasan CAT Watuputih Rembang masih berlangsung. Ia menduga, hal ini terjadi lantaran ada pembiaran oleh aparat penegak hukum.
"Saat ini penambangan di CAT Watuputih masih ada, bahkan dilakukan nonstop 24 jam. Pasti ini ada unsur pembiaran dari aparat penegak hukum, karena kegiatan ini sudah berlangsung cukup lama," ujarnya.
Joko menambahkan, pihaknya meminta polisi segera turun tangan menindaklanjuti keputusan Mahkamah Agung (MA) atas izin lingkungan terkait kegiatan pertambangan PT Semen Indonesia.
"Kami meminta aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk segera menghentikan proses pertambangan baik berizin ataupun tidak, karena kawasan CAT Watuputih merupakan kawasan lindung geologi yang seharusnya tidak dipergunakan sebagai kawasan pertambangan," imbuhnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Kauman Lasem, KH.M. Zaim Ahmad Ma’shoem (Gus Zaim) menyampaikan, kegiatan istigasah merupakan upaya untuk meminta pertolongan kepada Tuhan terkait tindak lanjut hasil putusan Mahkamah Agung (MA) itu.
"Minta pertolongan kepada Allah supaya keputusan yang sudah diputuskan secara inkrah oleh Mahkamah Agung itu bisa dilaksanakan dengan baik dan benar. Mulai dari pusat di Jakarta sampai di tingkat bawah, semua harus menaati melakukan dan menindak lanjuti keputusan itu secara baik dan bertanggungjawab. Jadi ini sekedar meminta kepada Allah, supaya Allah bisa membuka hari mereka semua," pungkasnya. (mn)
(zend)