WONOGIRI, solotrust.com – Jagung pulut atau jagung ketan merupakan salah satu varietas dengan nilai ekonomi tinggi. Pasalnya, jagung ini memiiki sejumlah keunggulan, di antaranya genjah atau bisa dipanen dengan cepat, memiliki rasa manis dan pulen, serta memiliki warna menarik, yakni ungu dan putih.
Selain beberapa keungggulan itu, jagung pulut juga punya keunikan tersendiri di mana semakin tua umur jagung, jika dikonsumsi akan terasa lebih pulen seperti ketan. Beda halnya dengan jagung manis, jika terlambat panen, bijinya akan menjadi keras dan tidak dapat dikonsumsi.
Beberapa petani di Desa Klunggen, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri saat ini membudidayakan varietas jagung pulut. Jagung dengan citarasa lebih pulen, gurih, dan lembut ini banyak dibudidayakan lantaran memiliki harga jual relatif tinggi.
Cita rasa cenderung lebih pulen, gurih, dan lembut ketimbang varietas lainnya ini karena jagung pulut memiliki kandungan amilopektin cukup tinggi dengan kadar berkisar 90 hingga 99 persen. Sementara jagung biasa mempunyai amilopektin berkisar 72 hingga 76 persen.
Harga jual jagung pulut di tingkat petani saat ini mencapai Rp10 ribu hingga Rp12 ribu. Komoditas ini umumnya dijual beserta kulit jagungnya (klobot) sehingga tidak memerlukan proses pengupasan dan pengeringan seperti kebanyakan jagung umumnya.
Kendati punya sejumlah keunggulan, namun jagung pulut juga tak lepas dari kekurangan, salah satunya terkait budidaya. Varietas ini cukup rentan serangan penyakit bulai jagung (Peronosclerospora spp) sehingga perlu adanya perlakuan khusus, seperti perlakuan benih dan memaksimalkan media tanam.
Perlakuan bibit sendiri dilakukan dengan pemberian fungisida berbahan aktif dimetomorf, pemberiannya dilakukan dengan perendaman benih jagung. Selain itu, memaksimalkan pemberian pupuk kandang atau kompos merupakan tindakan wajib dilakukan guna meningkatkan kualitas tanaman dan penambahan arang sekam untuk media tanam.
Adapun untuk meningkatkan hasil panen yang baik, penambahan pupuk sintetis atau pupuk kimia perlu dilakukan. Pemupukan kimia dilakukan pada usia jagung sepuluh hingga 15 hari setelah tanam (HST) dan pada usia 25 hingga 30 HST dengan pupuk mengandung unsur nitrogen, phosfor, dan kalium (NPK) serta penambahan pupuk unsur mikro, seperi magnesium dan kalsium.
Jagung pulut dapat dipanen pada usia 65 hingga 70 HST sehingga sangat menguntungkan bagi petani karena penanamannya relatif singkat. (nila)
(and_)