SEMARANG, solotrust.com - Era digital sekarang telah memberikan terobosan dalam banyak hal, mulai dari transaksi hingga layanan administrasi masyarakat. Terkait itu, Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng) Bambang Kusriyanto mengajak masyarakat memanfaatkan kecanggihan teknologi guna meningkatkan perekonomian.
Pihaknya berpesan agar media sosial bukan saja dimanfaatkan sebagai sarana eksistensi diri semata, namun juga digunakan untuk hal-hal produktif seperti memasarkan produk-produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Menurut Bambang Kusriyanto, pemerintah sudah sejak lama menggaungkan program digitalisasi desa. Program ini menjadikan pemerintah desa mampu memberikan informasi secara luas dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Selain itu, digitalisasi desa juga dapat diterapkan dalam mempromosikan potensi desa seperti UMKM dan desa wisata. Saat ini, kata Bambang Kusriyanto hampir seluruh desa sudah menerapkan digitalisasi, namun hanya sedikit yang menerapkan digitalisasi secara optimal.
"Hampir seluruh desa di Kabupaten Semarang misalnya, sudah memiliki website desa. Isinya informasi tentang desa mulai dari nama perangkat desa hingga potensi desa," katanya, Kamis (08/12/2022).
Kendati demikian, saat ini hanya sedikit desa memanfaatkan digitalisasi untuk mendukung pelayanan publik dan meningkatkan perekonomian. Padahal, digitalisasi dapat dimanfaatkan untuk melayani surat menyurat secara online, pengurusan berbagai dokumen hingga mempromosikan berbagai produk UMKM lebih luas.
"Berpromosi melalui internet, produk-produk UMKM bisa dikenal hingga mancanegara dan jangkauan pemasaranya lebih luas. Sudah banyak contohnya produk UMKM diminati hingga luar negeri karena rajin berpromosi di media sosial," ungkap Bambang Kusriyanto.
UMKM menjadi prioritas digitalisasi desa lantaran dampaknya terhadap perekonomian. Digitalisasi desa, menurut Bambang Kusriyanto dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta membantu memasarkan potensi serta produk yang dihasilkan masyarakat.
"Digitalisasi ini juga memungkinkan pelaku UMKM tak lagi bergantung tengkulak dan mendekatkan pembeli dengan penjual," sebutnya.
Kendati demikian, Bambang Kusriyanto menyadari penerapan digitalisasi desa membutuhkan biaya tak sedikit. Biaya itu terlalu berat jika hanya menggantungkan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes).
Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepala desa dan perangkat desa proaktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja sama bisa dilakukan dengan universitas dan akademisi agar dapat memberikan pemahaman literasi digital bagi masyarakat.
Selain itu, kerja sama juga dapat dilakukan dengan sejumlah perusahaan lewat program corporate social responsibility (CSR).
"Pemerintah desa harus proaktif karena desa yang butuh. Soal mindset masyarakat tentang penerapan digitalisasi, pelan-pelan bisa diubah jika mereka sudah merasakan manfaatnya," jelas Bambang Kusriyanto.
Saat ini tantangan lain penerapan digitalisasi desa, yakni belum meratanya akses internet. Terlebih ada sejumlah desa masuk dalam blank spot karena lokasinya berada di perbukitan dan pegunungan.
"Digitalisasi desa juga kerap terkendala terbatasnya SDM (sumber daya manusia) yang berspesifikasi IT (teknologi informasi). Ini dapat diatasi jika pemerintah desa menggandeng karang taruna. Anak-anak muda ini biasanya kreatif dan punya akses maupun skill (keterampilan-red) terhadap teknologi informasi," jelasnya. (*)
(and_)