KABUPATEN SEMARANG, solotrust.com - Krisis air bersih melanda warga Jatirunggo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang sejak dua bulan terakhir. Untuk mendapatkan dua jerigen air bersih warga harus rela antre hingga dua hari. Jika air penampungan sudah habis warga terpaksa berjalan kaki hingga dua kilometer untuk menuju sumber air yang masih ada.
Musim kemarau panjang di wilayah tersebut membuat sumur-sumur milik warga mengering, hingga membuat warga terpaksa mengandalkan satu-satunya bak penampungan air yang masih memilik stok air, meski jumlahnya terbatas. Agar seluruh warga bisa mendapatkan air di bak penampungan ini, setiap kepala keluarga dari total 80 kepala keluarga di dusun ini hanya mendapat jatah dua jirigen air setiap harinya.
Jika beruntung, warga bisa memperoleh tambahan dari droping air bersih dari pemerintah setempat. Namun jika air penampungan habis, warga terpaksa harus menempuh jarak sejauh dua kilometer, melewati jalan setapak dan naik turun bukit untuk mengambil air, karena tidak bisa dilalui dengan sepeda motor.
Namun jika mempunyai uang lebih, warga menyewa mobil untuk membawa jerigen, membeli air yang dijual dengan harga 500 rupiah tiap jerigen ukuran 40 liter.
“Ini untuk antre air, ini jerigennya sudah ada nama-namanya, biar semua kebagian. Ini harus antre satu hari satu malam untuk dua jerigen.” Tutur salah seorang warga Sohibul
kekeringan selalu melanda desa jatirunggo pada saat musim kemarau, warga berharap Pemkab Semarang segera membuat jaringan pipa air, sehingga warga tak lagi kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
(tata-Wd)
(Redaksi Solotrust)