Hard News

Kementerian PUPR Rampungkan Bendungan Jlantah di Karanganyar Akhir 2023

Jateng & DIY

26 Juni 2023 11:38 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan pembangunan bendungan Bendungan Jlantah di Karanganyar, Jawa Tengah sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). (Dok. Istimewa/pu.go.id)

KARANGANYAR, solotrust.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan bendungan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satunya Bendungan Jlantah di Karanganyar, Jawa Tengah.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, pada periode 2015-2025, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan yang akan meningkatkan suplai air irigasi premium dari semula 10,6 persen menjadi 19,3 persen.



“Pada tahun 2015 sampai dengan Februari 2023 telah diselesaikan pembangunan 36 bendungan baru yang menambah daerah irigasi produktif seluas 234.741 hektare sebagai bagian dari peningkatan luasan jaringan irigasi 1,12 juta hektare, dan rehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,84 juta hektar,” kata dia, dilansir dari laman resmi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pu.go.id.

Sementara itu, pada 2023 ini Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 13 bendungan lainnya, yakni Cipanas, Karian, Sepaku Semoi, Keureuto, Rukoh, Jlantah, Tiu Suntuk, Lausimeme, Sidan, Leuwikeris, Temef, Pamukkulu, dan Ameroro. Adapun untuk bendungan Jlantah sendiri diperkirakan akan rampung pada akhir 2023.

“Target untuk dapat diselesaikan pada akhir tahun 2023 mudah-mudahan dapat tercapai,” kata Basuki Hadimuljono.

Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampung 10,97 m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, dan elevasi puncak bendungan +690 m.

Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Adenan Rasyid mengatakan, bendungan ini dibangun sejak Juli 2019 oleh PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp965 miliar.

“Saat ini progresnya sudah sekitar 65 persen. Nantinya bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 hektare area persawahan di kawasan Jatipuro dan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar,” jelasnya.

Di samping sebagai sumber irigasi, bendungan Jlantah juga sebagai sumber air baku dengan kapasitas sebesar 150 liter/detik dan dapat mereduksi banjir sebesar 51,26 persen atau 70,33 m3/detik untuk Q50.

“Kehadiran bendungan ini juga akan memberi manfaat untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 megawatt (MW), serta untuk konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar,” tutup Adenan Rasyid.

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya