Solotrust.com - Rambu-rambu lalu lintas merupakan suatu penanda berupa gambar sederhana di dalamnya memuat kalimat, angka, huruf, warna, lambang, atau pun perpaduan antara ke lima hal tersebut.
Rambu lalu lintas kebanyakan berada di area jalan raya yang sering dilalui kendaraan bermotor, seperti mobil, truk, sepeda motor, dan sejenisnya.
Tujuan dipasangnya rambu-rambu lalu lintas di jalan raya tentu saja untuk mangatur arus lalu lintas dengan memberikan larangan, perintah, peringatan, hingga petunjuk jalan yang akan dilalui.
Kendati dibuat dengan beberapa tanda mudah dipahami dan singkat, namun bagi orang awam yang baru mengenal atau melihat tanda itu bisa jadi akan kebingungan, ragu untuk melangkah, dan lain sebagainya.
Salah satu tanda kerap kali dijumpai di lampu merah, yakni tanda dengan kata-kata belok kiri langsung, lajur kiri terus jalan, dan sejenisnya. Mungkin ada dari kalian yang pernah menjumpai tanda ini di lampu merah kemudian berhenti terus diberitahu pengendara lain yang di belakang atau bahkan dimarahi.
Tanda ini memiliki arti boleh langsung belok kiri, meski lampu sedang merah. Hal ini sesuai dengan peraturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 112 ayat 3.
“Pada persimpangan jalan yang dilangkapi alat pemberi isyarat lalu lintas, pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh rambu lalu lintas atau alat pemberi isyarat lalu lintas”.
Dengan demikian, ketika ada tanda tersebut, meski berada di persimpangan lampu merah, pengendara diperbolehkan langsung berbelok kiri. Supaya tidak mendapatkan teguran atau 'kata-kata mutiara' dari pengendara lain, tetap patuhi peraturan lalu lintas agar terhindar dari hal tidak diinginkan ketika berkendara.
*) Penulis: Fadhilatul Kholifi
(and_)
