BOYOLALI, solotrust.com - Ribuan warga mengikuti tradisi Saparan sebaran apem kukus keong emas di kawasan wisata Pengging, Kecamatan Banyudono, Jumat (15/09/2023) sore.
Tradisi sebaran apem ini dilaksanakan setiap tahun sekali, yakni di Bulan Sapar (kalender Jawa), sehingga juga disebut tradisi Saparan. Ada dua jenis apem dihadirkan dalam tradisi ini, apem kukus keong emas dan apem biasa pada umumnya.
Sebanyak 30 ribu apem kukus keong emas disebar dalam tradisi tahunan menyambut berakhirnya Bulan Safar atau biasa disebut saparan. Pegiat sejarah, R Surojo mengatakan, sebaran apem muncul setelah ada kekhawatiran serangan hama keong emas.
Pujangga setempat saat itu, Yosodipuro II pada 1830-an, tepatnya pada masa pemerintahan Pakubuwono VII, abad 19 menginisiasi tradisi ini.
"Sebaran apem kukus keong emas ini menjadi media, lalu didoakan untuk meminta keselamatan, berkah agar terhindar dari hama keong emas," terang R Surojo.
"Tradisi ini sempat hilang pada masa penjajahan Jepang. Awal orde baru kembali muncul. Tadinya hanya di kampung-kampung saja lalu muncul inisiatif dikirab. Tradisi ini ditiadakan lagi karena pandemi Covid-19," imbuhnya
Acara diawali dengan prosesi di pendopo Kantor Kecamatan Banyudono sekira pukul 14.00 WIB. Selanjutnya dilakukan kirab budaya menuju kawasan objek wisata Pengging. Ada empat gunungan apem dikirab, tiga gunungan besar dan satu gunungan kecil.
Kirab paling depan berupa barisan kebo bule. Di belakangnya barisan prajurit keraton hingga gunungan apem. Sesampainya di tempat acara, gunungan apem dinaikkan ke panggung.
Dua gunungan besar dibawa ke panggung utama di depan Masjid Cipto Mulyo, sedangkan yang satu dinaikkan di panggung depan Alun-alun Pengging.
Ritual berlangsung meriah. Warga tumplek di lokasi acara. Panitia mendirikan panggung setinggi empat meter lebih untuk memudahkan sebaran apem ke warga.
Salah satu warga dari Banyudono, Nunik mengaku rela berpanas-panas demi mengikuti tradisi tahunan ini.
"Walaaupun panas-panasan, tapi nggak sia-sia dapat apem banyak," ucapnya.
Bupati Boyolali, M Said Hidayat berharap acara ini menjadi pengingat tradisi sebaran apem kukus keong emas merupakan ajaran dari Raden Ngabehi Yosodipuro.
"Tugas kita bagaimana menjaga nilai-nilai budaya dan tradisi di Kabupaten Boyolali," kata M Said Hidayat dalam sambutan.
*) Reporter: Ovilia Majesty
(and_)