Solotrust.com – Kereta api (KA) menjadi salah satu transportasi umum dengan tingkat kecelakaan paling minim di Indonesia. Hal ini selaras dengan penurunan jumlah kecelakaan KA dari tahun ke tahun yang terus mengalami penurunan.
Dilansir dari salah satu media, terlihat data kecelakaan melibatkan moda transportasi kereta api dari 2008 hingga 2022 mengalami penurunan cukup signifikan. Terlebih pada 2018 hingga 2022 masih terjadi fluktuasi kecelakaan, namun tidak berdampak pada korban jiwa (korban jiwa berjumlah nol).
Berdasarkan sumber lain, hasil penelitian pada 2016 hingga 2020 juga disebutkan kereta api menjadi salah satu moda transportasi paling aman dibandingkan angkutan massal lainnya, seperti pesawat, mobil, atau pun kapal laut.
Survei ini dilihat dari dampak atau akibat yang ditimbulkan saat kecelaan terjadi memuat jumlah korban luka dan juga korban jiwa itu sendiri. Hasilnya kereta api memiliki persentase paling rendah daripada transportasi lainnya.
Kereta api juga memiliki tingkat kedisiplinan terkait waktu keberangkatan begitu tinggi. Hal inilah yang kemudian menjadi daya tarik sebagain besar masyarakat Indonesia senang menggunakan moda transportasi KA. Selain itu, keramahan dari pelayanan yang diberikan juga membuat pelanggan setia kereta api menjadi sangat antusias ketika hendak melakukan perjalanan.
Ditambah lagi, Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan harga beragam sesuai kelas yang diberikan membuat pelanggan bisa memilih kelas, kursi, dan jadwal keberangkatan sesuai kebutuhan. Ditambah lagi adanya kesempatan reschedule atau ganti jadwal membuat KAI menjadi semakin di elu-elukan banyak kalangan.
Salah seorang mahasiswa di Yogyakarta, Rizal Maulana, mengutarakan ia sudah sejak lama menggunakan transportasi kereta api untuk perjalanannya balik ke kampung halaman. Menurut Rizal, ia tertarik dengan ketepatan waktu, kenyamanan fasilitas dan pelayanan, serta efisiensi waktu. Namun, itu semua ia rasakan sejak 2020 hingga 2022 saja.
“Sekarang tuh kualitas dan harga udah anjlok, kalau mau enak ya minimal ekonomi premium. Harganya naik terus fasilitas tetap sama, bahkan cenderung berkurang. Belum lagi adanya penambahan gerbong baru kayak kereta panoramic sama high class. Kenapa nggak perbaiki yang udah ada aja gitu,” ujar Rizal.
Ia juga bilang bagaimana kereta api sekarang banyak delay (penundaan keberangkatan). Selain itu, beberapa fasilitas seperti toilet “bau” menjadi salah satu keresahan banyak dialami pelanggan.
“Beberapa kali naik kereta delay terus, kemudian fasilitas toilet ada yang bau dan terlalu sempit. Sama satu lagi terkait gerbong restorasi (terutama kereta Progo) sepertinya harus diperbaiki deh biar nyaman. Terus nggak semua kereta kan ada musalanya, mungkin bisa menjadi poin catatan untuk ditambah juga,” sambung Rizal
Senada, salah seorang pelanggan kereta api asal Tulungagung, Rafindha juga mengungkapkan hal sama. Ia terkadang kurang nyaman akan fasilitas toilet yang kurang baik, menimbulkan bau, dan terkesan kotor. Bahkan tisu toilet habis juga tidak diperhatikan dengan seksama.
“Harus meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang karena orang-orang pasti mencari dua poin itu. Kalau dari segi harga bisa affordable dengan moda transportasi lain, tapi soal ketepatan waktu harusnya KAI bisa lebih menjamin," seru Rafindha.
"Sejauh ini masih nyaman, tapi perbedaan gap antara before pandemic, pandemic, dengan after pandemic beda banget. Saran yang paling kerasa banget di aplikasi KAI yang kurang ikonik dibanding pas 2019-2021, itu menurutku enak dan nggak berat buat HP,” tutupnya. (Alan Dwi Arianto)
(and_)