Hard News

FGM Pusat: Guru Disibukkan Administrasi Sekolah, Gaji hanya Kisaran Rp300 Ribu

Jateng & DIY

19 November 2023 14:05 WIB

Sarasehan dan penguatan ideologi guru Muhammadiyah SD, MIM hingga SMK dan SMA se-Kabupaten Boyolali di Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono, Sabtu (18/11/2023)

BOYOLALI, solotrust.com - Guru berdaya, Indonesia jaya. Indonesia akan maju apabila pendidikannya juga maju. Pendidikan di negara ini maju jika mendapat dukungan dari guru berdaya, berkarakter, inovatif, terampil serta profesional.
 
Hal itu diungkapkan Dewan Penasihat Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Pusat, Pahri saat menghadiri sarasehan dan penguatan ideologi guru Muhammadiyah SD, MIM hingga SMK dan SMA se-Kabupaten Boyolali di Desa Ketaon, Kecamatan Banyudono, Sabtu (18/11/2023).    
 
Menurutnya, sampai saat ini guru di Indonesia memiliki semangat cukup tinggi. Hanya saja pendekatan negara dalam memajukan para guru masih pada administrasi.
 
"Sekarang guru di Indonesia disibukkan dengan membuat administrasi seperti RPP dan lainnya, banyak sekali administrasinya. Dulu RPP katanya satu lembar, ternyata praktiknya berlembar-lembar,” kata Pahri. 
 
Diutarakan, negara mendukung para guru seharusnya pada tingkat kesejahteraan, bukan terbebani dengan banyaknya administrasi sekolah. Hal ini adalah persoalan serius bagi para guru di Indonesia.
 
“Kalau saya boleh berkata, negera mendukung para guru itu harusnya pada tingkat kesejahteraanya, bukan tingkat administrasinya. Lha ini yang banyak administrasi sekolahnya, jadi mereka disibukkan dengan administrasi,” beber Pahri. 
 
Lebih jauh diungkapkan, sampai saat ini guru mendapat sertifikasi baru beberapa orang saja, belum seluruhnya menerima tunjangan sertifikasi. Sampai saat ini gaji guru masih sangat rendah, yakni Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.
 
“Jadi kalau Indonesia mau maju, rumusnya Indonesia maju kalau pendidikannya maju. Indonesia maju kalau gurunya sejahtera," ucap Pahri. 
 
"Gimana guru mau serius mendidik para siswa kalau urusan dapurnya belum selesai. Sementara gaji guru hanya terima Rp300 ribu sampai Rp500 ribu saja, kalau begitu kan nggak khusuk ngajarnya,” sambung dia.
 
Sementara itu, Ketua MKKS SD/MI sekaligus Ketua FGM Boyolali, Pujiono, bilang acara sarasehan guru Muhammadiyah se-Kabupaten Boyolali diikuti sekira 1600 peserta. Kegiatan ini untuk memberikan motivasi terhadap para guru Muhammadiyah agar berdaya sehingga Indonesia bisa jaya.
 
“Acara ini milad ke-111 Muhammadiyah. Peserta cukup banyak, keseluruhan ada 1600 guru dan tamu undangan. Pada milad ini forum kepala sekolah SD/MIM mampu menerbitkan buku kedua, judulnya 101 Ice Breaking Pembelajaran,” terang dia.
 
“Materi di buku itu agar para siswa tidak jenuh. Isinya beragam gim yang dapat digunakan pembelajaran oleh para siswa di sekolah. Penulisnya ada 18 dari kepala sekolah Muhammadiyah di Boyolali,” pungkas Pujiono. (jaka)

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya