SOLO, solotrust.com - Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menggelar Hari Wayang Dunia (HWD) X dengan mengangkat tema Wayang Inovasi: Reka Cipta Wayang untuk Kejayaan Negeri. HWD X diselenggarakan mulai 1 hingga 3 November 2024.
Tema diangkat sejalan dengan dinamika kehidupan manusia yang progresif dan simultan mengikuti transformasi zaman. Syahdan, dunia kita, jagat wayang telah berubah, malih, mawujud, bertransformasi sejalan dengan dinamika zaman.
Era sekarang, era teknologi digital, era generasi millenial, era revolusi industri 4.0, dan era society 5.0, dengan senyatanya telah memengaruhi jagat pewayangan. Karenanya dibutuhkan sikap kritis, responsif, adaptif, kreatif, dan inovatif untuk membentuk pola pikir dan kultur baru bagi masyarakat pewayangan.
Alhasil ibarat tumbuh menjamur tubuh seni pedalangan, masyarakat bisa menyambut dan meleburkan diri dengan teknologi berkembang. Wayang tak boleh kalah dan tenggelam diterpa alunan teknologi, namun mampu memberdayakan dan memanfaatkannya untuk kemajuan secara simultan dan progresif.
Ketua Umum HWD X, Sunardi, mengatakan saat ini seniman dalang, pergelaran lakon wayang, dan masyarakat penontonnya merupakan kesatuan ekosistem dunia seni pertunjukan wayang dengan posisi dan perannya masing-masing.
Sang dalang adalah pribadi kreator, inventor, dan inovator reka cipta wayang yang menggerakkan roda kehidupan jagat pewayangan. Di era teknologi, dalang menemukan media pergelaran hybrid, yakni secara offline atau pun online yang tengah menggejala menjadi tren baru atas kreasi dan inovasi wayangnya.
"Pergelaran lakon wayang ditandai dengan merebaknya lakon-lakon baru hasil gubahan dari teks hypogram atau pun lakon baru atas dasar isu aktual di masyarakat," jelasnya dalam siaran pers diterima solotrust.com..
Sunardi menambahkan, transformasi pakem pedalangan membawa daya kreasi seniman dalang semakin tumbuh dan berkembang memberikan vokabuler baru dalam persoalan lakon (cerita) wayang masa kini. Penonton wayang memiliki pilihan untuk menyaksikan pergelaran, baik datang langsung di tempat atau pun melalui kanal YouTube, dapat pula via media sosial lainnya.
"Saat ini penonton memiliki kekuatan membentuk pangsa pasar dan memunculkan kecenderungan estetika selera massa,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, di masa teknologi ini, wayang bertransformasi dan hidup kembali. Inilah sebabnya wayang inovasi menjadi pilihan tepat untuk menjembatani kreasi dalang dan apresiasi penonton pada era teknologi informasi sekarang.
Wayang inovasi merebak mewarnai dinamika perjalanan jagat pewayangan Indonesia. Wayang Sandosa, Wayang Ukur, Wayang Lingga-Yoni, Wayang Kalabendu, Wayang Terawang, Wayang Relief, Wayang Transparan, Wayang Kalasinema, Wayang Sinema, Wayang Virtual, Wayang Siluet, Game Wayang, Animasi Wayang, dan lainnya sebagai bukti nyata kreasi dan inovasi wayang hingga dewasa ini.
"Wayang inovasi sebagai bentuk reka cipta wayang Indonesia telah menggeliat dan berkontribusi terhadap berbagai usaha pelestarian dan pengembangan seni wayang, sejalan dengan amanat undang-undang pemajuan kebudayaan. Wayang inovasi sebagai representasi gerakan budaya untuk mewujudkan kejayaan negeri," papar Sunardi.
Ketua Jurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Solo, Bagong Pujiono, menerangkan bentuk kegiatan diselenggarakan pada HWD X, yakni ruwatan massal sebagai ritual untuk membersihkan diri dari sukerta atau pengaruh negatif agar mendapat ketenteraman hidup.
Selain itu ada pameran wayang, mempertemukan para kreator, kolektor, dan perajin berbagai macam wayang inovasi. Ada pula lomba mewarnai wayang untuk mengenalkan tokoh-tokoh wayang kepada anak-anak dan generasi muda.
Acara HWD X juga disemarakkan pergelaran wayang untuk memperkenalkan berbagai jenis dan gaya pertunjukan wayang kepada masyarakat pemerhati wayang. Kegiatan ini juga diisi seminar wayang untuk memperkuat disiplin ilmu pedalangan, mempertemukan para pakar wayang dari kalangan akademisi, praktisi, dan lembaga pedalangan.
"Adanya pengakuan wayang sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, kami selaku akademisi seni dan pelaku seni perlu menumbuhkembangkan agar tetap lestari keberadaannya dan terus berkembang sesuai situasi zaman serta perkembangan budaya bangsa," kata Bagong Pujiono.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini untuk memberikan wahana bagi upaya kreasi dan inovasi wayang Indonesia; mengimplementasikan UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan melalui Revitalisasi Wayang.
Selain itu juga mangayubagya ditetapkannya wayang Indonesia sebagai warisan budaya yang telah diakui dunia, memeriahkan dies natalis ke-60 ISI Solo, serta memberikan ruang kreatif bagi seniman dalang, kreator wayang, dan peneliti wayang untuk unjuk karyanya.
Tujuan berikutnya, yakni memberikan apresiasi kepada masyarakat tentang berbagai ragam seni pertunjukan dan seni rupa wayang yang dimiliki Bangsa Indonesia.
Selain itu juga memberikan kesadaran kepada masyarakat, terutama generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai kehidupan tersirat dalam seni pewayangan.
Penyelenggaraan kegiatan ini juga untuk memberikan solusi alternatif bagi upaya pembangunan ketahanan bangsa yang dapat memperkuat jati diri menuju negara adil, makmur, dan sejahtera. Di lain sisi juga menumbuhkan pemikiran kritis para dalang, budayawan, dan pemerhati wayang terhadap genre wayang Indonesia.
Adanya kegiatan ini juga dimaksudkan untuk melestarikan dan mengembangkan seni pertunjukan wayang sebagai aset budaya bangsa Indonesia dan dunia sesuai keputusan UNESCO.
(and_)