Ekonomi & Bisnis

Kerupuk Mangrove, Peluang Usaha di Balik Fenomena Abrasi

Ekonomi & Bisnis

8 Mei 2024 11:36 WIB

Produk kerupuk mangrove yang diberi nama Sido Maju

DEMAK, solotrust.com - Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak merupakan salah satu desa di pesisir Utara terkena dampak abrasi sejak sepuluh tahun terkahir. Segala upaya telah dilakukan untuk mencegah abrasi, termasuk menanam pohon mangrove.

Selain manfaat ekologisnya, mangrove mempunyai manfaat ekonomis, yakni daunnya dapat diolah menjadi kerupuk. Salah satu warga Desa Timbulsloko berhasil mengolah daun mangrove menjadi kerupuk.



Usaha ini dilakukan Nursalim sebagai bentuk bangkit dari keterpurukan akibat abrasi tak kunjung selesai. Produk ini diberi nama 'Sido Maju' yang artinya jadi maju. Satu bungkus kerupuk dibanderol dengan harga Rp10 ribu.

Usaha dilakukan Nursalim menjadi salah satu cara menjaga kelestarian pohon mangrove dengan memanfaatkan secara bijaksana dalam industri pangan. Kerupuk mangrove tenyata memiliki nilai jual.

Nursalim dan istrinya berinisiatif mengenalkan produknya ke tetangga dan mulai meluas hingga luar Desa Timbulsloko. Nursalim mengaku awalnya hanya iseng mencoba, akhirnya ia berhasil dan mengembangkan usaha rumahan. Usaha rumahan ini ternyata menjadi ladang pemasukan baru untuk Nursalim.

Tak semua jenis mangrove dapat diolah menjadi makanan dan minuman, penting untuk mengidentifikasi jenis mangrove yang dapat diolah menjadi kerupuk. Mangrove jenis jeruju-lah yang daunya bisa diolah menjadi kerupuk. Proses pengolahan daun hingga menjadi kerupuk memakan waktu.

Proses pembuatannya dilakukan dengan mencampur bahan tepung kanji, tepung sagu, tepung terigu, bawang putih, soda kue, garam air, dan minyak goreng. Semua bahan diaduk hingga rata. Selanjutnya, ketika sudah kental tuangkan adonan ke sisa campuran tepung, mengulangi hingga adonan tidak lengket di tangan.

Langkah berikutnya, mengambil adonan dan bentuk silinder. Mengukus sekira satu jam sampai benar-benar matang lalu mengangkatnya, dilanjutkan dengan mengangin-anginkan agar cukup kering, memotong tipis-tipis, menjemur sampai kering, dan mengemas produk hingga siap dijual. (Puji Lestari)

(and_)

Berita Terkait

Guru Madin di Demak Didenda Rp25 Juta, Ketua DPRD: Jangan Ada Lagi Kriminalisasi Guru!

Guru di Demak Didenda Wali Murid Rp25 Juta, Gaji Cuma Rp100 Ribu/Bulan

Personel Dinkominfo Demak Berkomitmen dalam ASN BerAKHLAK

Peran Agent of Change sebagai Penguat Implementasi Core Values ASN di Kabupaten Demak

Tradisi Abon-abon Minyak Jamas, Wujud Menjaga dan Melestarikan Tradisi di Demak

Main Imbang 1-1 Lawan PSD Demak, Persebi Boyolali Melenggang ke Semifinal Liga 4 Jateng

Cegah Abrasi Dengan Menanam Mangrove di Sepanjang Pantai Sumur Towo

Rumah Produksi Kerupuk di Boyolali Terbakar, Api Berasal dari Tungku Penggorengan

Kisah Inspiratif: Suwarji, dari Penjual Rambak Keliling jadi Bos Kerupuk Mojolaban

Digoreng Tanpa Minyak, Kerupuk Pasir asal Kediri Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Pede Melaju di Jalan Raya, Mobil Ini Angkut Kerupuk Nasi di Atasnya

Jungkook BTS Ultah, Fans Lakukan Beragam Hal Baik, dari Lindungi Penyu di Indonesia, Tanam Mangrove di Filipina, Sampai Bantu Pengungsi Afghanistan

Cegah Abrasi Dengan Menanam Mangrove di Sepanjang Pantai Sumur Towo

Gandeng Puluhan UMKM Lokal, Kampanye Akbar Vivit-Umam Simbol Komitmen Sejahterakan Pelaku Usaha

Bantu Pedagang, Vivit-Umam Siap Revitalisasi dan Jadikan Pasar Rembang Ikon Perekonomian

Vivit-Umam Gelar Kampanye Akbar 20-21 November di Alun-alun Rembang

Sambut Pilkada Rembang, Paslon Nomor Urut 1 Vivit-Umam Gelar Selawatan Akbar

Kenakan Batik Tulis Lasem saat Debat Publik, Vivit-Umam Dukung Produk Lokal

Vivit-Umam Kuasai Panggung Debat Pilkada Rembang

Berita Lainnya