Hard News

Praktisi Keris Didorong Gencarkan Edukasi Keris

Jateng & DIY

11 April 2018 10:13 WIB

Ketua Umum Pengurus Bawa Rasa Tosan Aji Surakarta (Bratasura), RM Agus Triatmodjo. (solotrust.com/vin)

SOLO, solotrust.com – Bertambahnya koleksi di Museum Keris Nusantara nampaknya menjadi pendorong bagi para praktisi keris untuk lebih menggencarkan edukasi keris kepada masyarakat. Bahkan beberapa diantaranya, telah memanfaatkan media sosial untuk mengenalkan senjata tradisional ini kepada masyarakat luas.


"Sekarang ini banyak teman-teman praktisi keris yang bergerak di online. Bahkan sekarang kolektor keris anak muda ini cenderung tinggi," kata Ketua Umum Pengurus Bawa Rasa Tosan Aji Surakarta (Bratasura), RM Agus Triatmodjo, Selasa (10/4/2018).




Disamping itu, dirinya menilai edukasi keris di Museum Keris Nusantara sudah baik. Hanya saja, dirinya sebagai stakeholder keris meminta ada edukasi keris di setiap sekolah di kota Solo. Hal ini dimaksudkan agar generasi muda dapat mengenal dan melestarikan warisan budaya leluhur ini.
"Animonya (anak muda) perlu ditingkatkan, sekolah bisa memperkenalkan keris ke anak muda. Saya melihat ada tren bahwa keris ini sebuah komoditas seni, seni dipandang pusaka tapi juga menjadi kelengkapan atribut adat. Itu yang menggerakan."


Di sisi lain, dengan penambahan koleksi di Museum Keris, diharapkan dapat menjadikan daya tarik baru bagi wisatawan. Ke depan, dirinya optimis Museum Keris bakal menjadi destinasi wisata baru yang tak kalah dengan Keraton Surakarta maupun Pura Mangkunegaran.


"disamping menyimpan artefak, ada satu lantai di Museum Keris yang berisi diorama membuat keris. Masyarakat bisa melihat dan mempelajari pembuatan keris disana. Tapi yang jelas kita yakin budaya perkerisan nggak akan lekang. Kita stakeholder siap," tandas dia.


Sementara Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo juga mendorong agar pengurus Bratasura bisa menciptakan ide-ide yang kreatif dalam melestarikan warisan budaya itu. Disamping itu, Rudy berharap dengan hadirnya pengurus Bratasura membawa angin segar dalam dunia perkerisan di kota Bengawan.


"Mengelola museum keris tidak seperti mengelola bangunan biasa. Harus ada koordinasi yang dijalin dengan baik. Agar perkembangan keris lebih maju ke depan," jelas Rudy. (vin)

(wd)