Hard News

Ribuan Anggota Jamaah Islamiyah di Soloraya Nyatakan Kembali ke NKRI

Jateng & DIY

23 Desember 2024 16:05 WIB

Sedikitnya 1.400 anggota Jamaah Islamiyah (JI) wilayah eks Karesidenan Surakarta (Soloraya), Kedu, dan Semarang resmi membubarkan diri. Mereka deklarasi menyatakan setia kepada NKRI di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo, Sabtu (21/12/2024)

SOLO, solotrust.com - Sedikitnya 1.400 anggota Jamaah Islamiyah (JI) wilayah eks Karesidenan Surakarta (Soloraya), Kedu, dan Semarang resmi membubarkan diri. Mereka kemudian membaca deklarasi menyatakan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo, Sabtu (21/12/2024).

Kegiatan dikemas dalan acara sosialisasi pembubaran organisasi dan ikrar kembali ke NKRI dihadiri sejumlah petinggi negara, di antaranya Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.



Hadir pula Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi'i, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Wakil Gubernur Lemhannas Letjen TNI Eko Margiyono, dan Staf Ahli Menko Polkam Bidang Ketahanan Nasional Marsda TNI Oka Prawira.

Sosialisasi diselenggarakan guna memastikan semua anggota eks Jamaah Islamiyah mengikuti keputusan para pendiri dan amir kelompoknya pada 30 Juni 2024, bersepakat untuk membubarkan diri dan kembali ke pangkuan NKRI.

Acara puncak sosialisasi juga ditandai penyerahan buku 'Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah' karya Kepala Datasemen Khusus (Densus) 88, Irjen Sentot Prasetyo kepada salah seorang anggota JI.

Deklarasi diikuti eks anggota Jamaah Islamiyah wilayah eks Karesidenan Surakarta, Kedu, dan Semarang menyatakan mendukung pembubaran JI di Bogor pada 30 Juni 2024.  Mereka juga menyatakan siap mengikuti semua aturan hukum berlaku di NKRI.

Dalam sambutannya, Kepala Datasemen Khusus (Densus) 88, Irjen Sentot Prasetyo mengungkapkan, sosialisasi telah dilakukan di 21 wilayah di Indonesia. Tercatat hingga saat ini sudah ada 44 kegiatan sosialisasi dengan total peserta mencapai 7.000 mantan anggota JI.

"Sosialisasi dan deklarasi ini dari pagi hingga sekarang merupakan kegiatan sosialisasi yang terakhir. Jadi rangkaian tersebut yang dilakukan kepada semua anggota JI. Hal ini semakin menerapkan kesan bahwa anggota JI telah benar-benar serius dan penuh kesadaran meninggalkan ideologi lama untuk menjadi bagian dari NKRI," ungkapnya.

Hasil dari deklarasi juga mengubah ideologi ke 96 pondok pesantren terafiliasi dengan pemahaman JI. Pondok-pondok pesantren itu telah memutuskan mengubah kurikulum, disesuaikan dengan kurikulum dari Kementerian Agama (Kemenag).

"Perubahan ini tidak hanya bersifat simbolis," kata Irjen Sentot Prasetyo.

Pihaknya telah membuat langkah nyata kolaborasi dengan berbagai kementerian, lembaga dan sektor swasta untuk program pemberdayaan bagi anggota JI.

"Kami berkolaborasi dengan Kemenag dalam mengkaji dan merevisi kurikulum pondok pesantren dengan Kementerian Sosial (Kemensos), PT Astra Internasional, dan PT Panasonic dalam rangka menambah kompetensi dan kolaborasi dengan Kementerian Pertanian untuk membuat kelompok tani di Subang, Jawa Barat (Jabar) dan wilayah lainnya," tandas Irjen Sentot Prasetyo.

Menurutnya, langkah itu merupakan awal perjalanan panjang dari integrasi sosial yang berhasil. Irjen Sentot Prasetyo yakin dengan kolaborasi lebih luas dan dukungan dari semua pihak, mantan anggota JI bisa menjadi produktif di masyarakat.

Mantan Dewan Suro JI, Aris Iswanto menyampaikan pentingnya pendampingan dari pemerintah selama proses integrasi berlangsung. Hal itu, menurutnya akan mengantisipasi adanya bullying kepada para eks anggota JI.

"Secara keseluruhan yang kami minta dari dulu adalah pendampingan untuk proses integrasi ini. Kami minta betul supaya jangan sampai ada bullying. Kalau bullying nanti efeknya yang sudah yakin jadi buyar lagi, itu akan merugikan negara," pungkas dia. (add)

(and_)