SEMARANG, solotrust.com- Ketua DPRD Jateng Sumanto menyoroti minat beternak di masyarakat yang semakin menurun. Anak muda dan lulusan sarjana tak banyak yang mau beternak. Ia meminta pemerintah memberikan insentif agar beternak menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan.
Melihat dari data, potensi hasil peternakan di Provinsi Jawa Tengah cukup tinggi dan hanya kalah dengan Jawa Timur. Menurutnya, hal yang perlu diperhatikan saat ini adalah menumbuhkan kemauan orang untuk beternak.
Sumanto mengatakan bahwa minat masyarakat beternak semakin turun. Terlebih, Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK sudah tidak lagi membuka jurusan peternakan maupun pertanian. Anak muda pun setelah lulus kuliah dan menjadi sarjana, tak banyak yang mau menjadi peternak.
"Mereka lebih senang menjadi pegawai negeri, atau bekerja di perusahaan karena gajinya minimal UMR," kata Sumanto, belum lama ini.
Potensi beternak tersebut, kata Sumanto, akan semakin turun. Terlebih kini masyarakat sudah semakin mengikuti sistem kapitalisme.
Dari kondisi yang cukup memprihatinkan ini, ia mendorong pemerintah untuk memberikan insentif yang cukup kepada para peternak. Beternak, lanjutnya, harus menghasilkan pendapatan yang cukup sehingga setimpal dengan modal yang para peternak keluarkan.
"Minimal penghasilannya setara UMR lah sehingga para peternak ini 'cucuk'," ungkapnya.
Menurut Sumanto, potensi besar sektor pertanian dan peternakan di Jawa Tengah mampu menopang visi-misi Presiden dalam mewujudkan swasembada pangan nasional.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti kurangnya peran pemerintah dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tahap kedua beberapa waktu lalu. Wabah PMK yang melanda hewan ternak belum lama ini dinilai jauh lebih ganas dibanding sebelumnya.
Sejumlah peternak mengeluhkan minimnya respons dan dukungan dari pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, termasuk dalam hal pengadaan anggaran vaksin. Akibatnya, banyak sapi yang tidak tertolong dan mati.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Ignatius Haryanta Nugraha mengatakan pihaknya siap menjamin kualitas ternak sebelum dipasarkan kepada masyarakat.
“Kita juga melakukan pendampingan kepada peternak agar mereka bisa menerapkan prinsip good breeding practice, sehingga ternak yang di hasilkan betul-betul layak untuk di kembangkan sebagai ternak bibit yang ada di Jawa tengah,” ungkapnya.
(Wd)