Hard News

Pemprov Jateng Buka Pendaftaran Program Magang ke Jepang, Ditutup 16 Juli

Jateng & DIY

10 Juli 2025 13:33 WIB

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) kembali membuka program magang ke Jepang. Pendaftaran sudah dibuka dan akan berakhir pada 16 Juli 2025. (Foto: jatengprov.go.id)

SEMARANG, solotrust.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) kembali membuka program magang ke Jepang. Pendaftaran sudah dibuka dan akan berakhir pada 16 Juli 2025.

Tercatat hingga Selasa (08/07/2025) sudah ada 270 orang pendaftar dari kuota 250 orang. Menurut Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jateng, Masduqi, pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuka kesempatan magang ke Jepang bagi para pemuda usia 18 hingga 26 tahun dari 35 kabupaten/kota. Disediakan sekira 250 kuota pendaftar yang nanti diberangkatkan ke Negeri Matahari Terbit.



Pendaftaran sudah dibuka sejak 14 April hingga 16 Juli 2025. Program ini merupakan hasil kerja sama Pemprov Jateng dengan Kementerian Tenaga Kerja dan International Manpower Development Organization Japan (IM Japan).

Adapun untuk pendaftaran program ini tidak dikenakan biaya. Peserta nantinya juga difasilitasi tempat selama tahap seleksi awal pada 21 hingga 25 Juli 2025.

“Kami fasilitasi tempat di Pudakpayung atau kalau sana penuh di BLK Semarang 2. Adapun untuk biaya hidup personal (akomodasi konsumsi, transportasi dari daerah, medical checkup, paspor, visa, dan uang saku awal) itu dikelola atau dibiayai sendiri,” urainya, dilansir dari Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah, jatengprov.go.id, Kamis (10/07/2025).

Seluruh pendaftar nantinya akan melalui srangkaian proses seleksi, mulai dari administrasi, uji matematika (logika), kesamaptaan, fisik, dan wawancara. Selain itu ada pemeriksaan kesehatan, pembekalan budaya dan bahasa Jepang, serta tes kemampuan bahasa.

Masduqi menyebut, peluang kerja di Jepang sangat luas, mulai dari perawat warga lanjut usia (Lansia), pekerja konstruksi, perakitan elektronika, hingga operator mesin tekstil. Sementara, uang saku diperoleh pada tahun pertama bisa mencapai 120 ribu Yen Jepang atau sekira Rp13 juta.

“Ini karena permintaan tenaga kerja Jepang dari Indonesia itu banyak. Mereka senang dengan budaya (etos kerja pekerja) dari Jawa Tengah dan Indonesia umumnya,” terang Masduqi.

Dalam program ini, para pemagang nantinya berkesempatan bekerja selama tiga hingga lima tahun. Beberapa daerah penyumbang pekerja ke Jepang, di antaranya Cilacap, Kendal, Pati, dan sekitarnya.

Kendati peluang kerja ke Jepang relatif aman, namun Masduqi mengimbau agar para peserta tetap waspada. Ia berpesan agar selalu mengecek keabsahan LPKSO melalui laman https://binalattas.kemnaker.go.id.

(and_)