JAKARTA, solotrust.com - Jasa Raharja memberi dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Sekolah Rakyat, yakni program sekolah menekankan pendidikan formal dikombinasikan pembinaan karakter dan keterampilan hidup dalam ekosistem berasrama untuk memutus rantai kemiskinan antargenerasi.
Program diinisiasi Kementerian Sosial Republik Indonesia ini mulai berjalan pada Tahun Ajaran 2025/2026 di seluruh wilayah Indonesia dengan total 159 lokasi sekolah, menampung 15.370 siswa, didukung 2.407 guru dan 4.442 tenaga kependidikan.
Siswa dari Sekolah Rakyat adalah anak-anak prioritas, berasal dari keluarga pada Desil 1–2 Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Adapun untuk bisa terpilih bersekolah di Sekolah Rakyat, mereka melalui tahapan seleksi administrasi, tes potensi akademik, psikotes, kunjungan rumah, wawancara orangtua, serta pemeriksaan kesehatan.
Jasa Raharja menempatkan Sekolah Rakyat sebagai sarana pendidikan keselamatan jalan (road safety) sejak dini. Hal ini sejalan dengan visi perusahaan untuk turut membangun ekosistem keselamatan di jalan raya. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selama ini hadir dalam memberikan perlindungan bagi korban kecelakaan, Jasa Raharja menegaskan pendidikan adalah kunci untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas di masa depan.
Plt Direktur Utama Jasa Raharja, Dewi Aryani Suzana mengatakan, lewat dukungan terhadap Sekolah Rakyat, Jasa Raharja tidak hanya mendukung akses pendidikan setara. Lebih dari itu, pihak perseroan juga ingin memastikan anak-anak memahami risiko di jalan raya dan tumbuh menjadi pelopor keselamatan bagi dirinya dan orang lain.
“Melalui berbagai program yang dirancang, kami ingin membantu menanamkan kebiasaan baik, dari penggunaan helm Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sabuk pengaman, etika pejalan kaki dan pesepeda, hingga cara menolong yang benar saat terjadi kecelakaan. Dengan demikian, keselamatan akan menjadi budaya sejak bangku sekolah,” terangnya.
Komitmen Jasa Raharja ini selaras dengan Program Monitoring dan Evaluasi Diseminasi (Monev Diseminasi) Korlantas Polri, menekankan penumbuhan kesadaran tertib berlalu lintas sejak usia dini melalui jalur formal maupun nonformal, dengan strategi integrasi materi pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada tingkat Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), serta kegiatan diseminasi di daerah.
Pada Agustus–September 2025, Monev Diseminasi dijadwalkan berlangsung di wilayah Polda Banten, Kalimantan Selatan, dan Jambi. Berlangsungnya kegiatan ini memberi ruang kolaborasi bagi Jasa Raharja untuk menghadirkan modul, pelatihan fasilitator, dan kegiatan praktik keselamatan berbasis komunitas sekolah.
Urgensi pendidikan keselamatan jalan tidak bisa ditunda. Sepanjang 2024, tercatat 227.435 kecelakaan lalu lintas terjadi di Indonesia dengan 56.526 kasus, di antaranya melibatkan anak-anak. Data ini menjadi sebuah pengingat intervensi edukasi perlu dimulai sejak dini dan dilaksanakan secara konsisten.
“Keselamatan adalah ekosistem. Ketika anak memahami tata tertib, guru memberi teladan, dan orangtua mendukung, maka angka insiden bisa ditekan,” kata Dewi Aryani Suzana.
“Jasa Raharja siap menjadi mitra yang konsisten, mengawal Sekolah Rakyat dalam melahirkan generasi cerdas, berkarakter, dan tertib berlalu lintas,” sambungnya.
Adanya dukungan kuat dari Jasa Raharja dan sinergi bersama Korlantas Polri, Sekolah Rakyat diharapkan mampu menjadi tonggak penting dalam membentuk generasi muda Indonesia berkarakter, disiplin, dan berdaya saing. Pendidikan keselamatan dimulai sejak dini akan menjadi bekal berharga untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas dan mewujudkan Indonesia lebih aman dan berkeselamatan di masa depan.
(and_)