Hard News

Disperindag Jateng Luncurkan Green Industry Summit 2025

Jateng & DIY

19 September 2025 14:17 WIB

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meluncurkan Green Industry Summit 2025, Kamis (18/09/2025)

SEMARANG, solotrust.com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meluncurkan Green Industry Summit 2025, Kamis (18/09/2025). Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) kolaborasi pendampingan transformasi industri hijau, pengembangan kawasan industri hijau, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).

Kepala Disperindag Provinsi Jateng, July Emmylia meluncurkan Green Industry Summit 2025 dan penandatanganan MoU kolaborasi pendampingan transformasi industri hijau, pengembangan kawasan industri hijau, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan.



Acara ini dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, kepala pusat industri hijau Kementerian Perindustrian RI, CEO IESR, ketua MUI Jawa Tengah, dan beberapa tamu undangan lainnya.

Acara diselenggarakan di salah satu hotel berbintang di Kota Semarang ini juga sebagai peluncuran program ‘Rengganis Pintar’ Revitalisasi Green Industry sebagai strategi peningkatan ekspor di Jawa Tengah.

Kegiatan ini juga dirangkai dengan acara talkshow bertajuk ‘Industri Hijau sebagai Pilar Transisi Energi dan Pembangunan Rendah Karbon’, menghadirkan narasumber dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), PT Sango Ceramics Indonesia, Institute for Essential Services Reform (IESR) dan kepala Pusat Industri Hijau (PIH).

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengatakan pemerintah Provinsi Jateng bekerja sama dengan EISR dalam rangka kegiatan Industri Hijau 2025, diikuti 35 kabupaten/kota berikut para pelaku industri, rektor, dan dekan untuk mewujudkan Jawa Tengah Go Green.

“Hal ini selaras dengan kebijakan bapak presiden yang nantinya ekonomi hijau atau ekonomi terbarukan menjadi prioritas utama kemajuan ekonomi Jawa Tengah. Saat ini kawasan industri di Jawa Tengah sudah memiliki surya panel terbesar di Asia Tenggara, mengarah pada ekonomi hijau. Ini tidak hanya mimpi, tapi juga warisan yang harus dikembangkan,” kata Ahmad Luthfi.

“Tidak kalah pentingnya, pemerintah Provinsi Jateng juga memberikan insentif pajak bagi para pelaku usaha yang telah melaksanakan ekonomi hijau,” tambah dia.

Di lain pihak, Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah, July Emmylia bilang, pihaknya memfasilitasi sertifikat hijau secara gratis.

“Tadinya dikeluarkan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang biayanya cukup mahal serta lama, maka dari itu Disperindag meluncurkan program Rengganis Pintar untuk memfasilitasi dan mendampingi agar mendapat sertifikasi secara gratis. Terutama untuk yang sudah berwawasan ekspor, saat ini wajib memiliki sertifikat hijau agar tidak terkena pajak karbon yang akan berimbas pada menurunnya profit penjualan,” paparnya.

(and_)

Berita Terkait

Berita Lainnya