Pend & Budaya

Pendidikan Karakter Pernah Dikonsepkan Ki Hadjar Dewantara Melalui Budi Pekerti

Pend & Budaya

3 Mei 2018 11:00 WIB

Ki Hadjar Dewantara. (dok/net)

Solotrust.com- Wakil Direktur Solo Mengajar sekaligus Pemerhati Anak dan Pendidikan,Didik Kartika mengatakan, pendidikan karakter memang sangat penting bagi bangsa ini. "Nilai akademik yang bagus bila tidak diimbangi nilai kejujuran, misalnya, akan menciptakan anak yang tidak peka. Anak terkesan menjadi pribadi individu. Ini sangat memprihatinkan. Oleh karena itu skenario pendidikan harus mengedepankan pendidikan karakter. Nilai kebudayaan sebaiknya juga menjadi penting dalam kurikulum kita," kata Didik.

Pendidikan karakter yang tengah hangat dibicarakan di dalam dunia pendidikan saat ini sebenarnya sudah disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara jauh-jauh sebelum Kemerdekaan RI. Menteri Pendidikan Pertama Indonesia itu telah merumuskan konsep/metode pendidikan yang tidak kalah keren dari pendidikan modern sekarang ini.



Dalam beberapa buku tulisan Ki Hadjar memang tidak ditemukan istilah pendidikan karakter, tetapi ia menyebutnya dengan istilah budi pekerti. Menurutnya, pengajaran budi pekerti tidak lain adalah untuk menyokong perkembangan hidup anak-anak secara lahir batin. Misalnya, seperti menganjurkan atau memerintahkan anak-anak untuk duduk yang baik, jangan berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain, menolong teman-teman yang perlu ditolong, dan sebagainya.

Singkatnya, pendidikan budi pekerti menurut Ki Hadjar, bukanlah mengajarkan teori-teori tentang baik buruk dengan dalil-dalilnya, melainkan lebih pada pembiasaan berbuat baik pada diri anak dalam kehidupan sehari-hari, hingga mendarah daging. Selain itu, pendidikan budi pekerti harus bersifat integrated dengan pengajaran pada setiap bidang studi.

Sebagaimana disebutkan Guru Besar UIN Jakarta, Abuddin Nata dalam bukunya

"Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia",  Ki Hadjar menyatakan kalau pengajaran adalah alat dan bukan tujuan. Pengajaran matematika misalnya, merupakan sarana untuk menghasilkan anak yang terampil menghitung secara tepat dan akurat. Namun bersamaan dengan itu, pengajaran matematika juga harus diarahkan pada menghasilkan manusia yang dapat bersikap teliti, cermat, teratur dan jujur.

Dengan adanya pendidikan budi pekerti, Ki Hadjar berharap generasi muda Indonesia dapat memiliki sikap dan pandangan yang maju tanpa meninggalkan kepribadiannya sebagai bangsa Indonesia. 

(wd)