Hard News

15 Inovasi Alat Pertanian Buatan Mahasiswa Indonesia Dipamerkan di Solo Paragon

Jateng & DIY

7 Mei 2018 09:29 WIB

Alat agrikultur karya mahasiswa. (solotrust.com/mia)

SOLO, solotrust.com- Sebanyak lima belas inovasi alat agrikultur karya mahasiswa dari berbagai universitas se-Indonesia dipamerkan di Solo Paragon Mall, Minggu (6/5/2018). Kelima belas produk itu merupakan finalis terbaik di ajang kompetisi Decomfirst (Design Competition for Industrial System and Enviroment) yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Industri Universitas Sebelas Maret Surakarta (FT UNS).

"Ada dari UII (Universitas Islam Indonesia), UGM (Universitas Gadjah Mada), UB (Universitas Brawijaya), Politeknik Bandung, Telkom, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Sebelas Maret (UNS), Institute Teknologi Surabaya (ITS), yang paling jauh dari Andalas (Universitas Padang)," papar Ketua Panitia, Lusiana Putri.



Masing-masing tim mahasiswa terlihat berlomba-lomba menarik perhatian pengunjung demi mendapatkan vote. Dengan penuh semangat, mereka menerangkan kegunaan alat inovasi buatan mereka.

Dari sekian produk yang dipamerkan, ada satu alat yang cukup menarik. Yaitu Screentel, pengayak gabah berbasis ontel/ sepeda buatan mahasiswa UMM. Screentel ini tidak memakai mesin, sehingga biaya operasionalnya relatif lebih murah dan bebas polusi. Layaknya naik sepeda, petani cukup mengayuh pedal untuk menggerakkan pengayak gabah.

Lewat ajang ini, Lusiana berharap dapat menemukan banyak inovasi baru dan kreatif yang berguna bagi industri pertanian. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara agraris yang mana sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian di sektor pertanian. Guna meningkatkan produktivitas kerja para petani, maka dibutuhkan alat-alat tak hanya praktis dan ekonomis tapi juga aplikatif.

Oleh sebab itu, Decomfirst kemudian mengusung tema "Manual Tools for Processing Agriculture Product".

"Kayaknya udah banyak lomba-lomba inovasi berbau teknologi, tapi kita sering lupa bahwa sebenarnya yang paling mudah diaplikasikan adalah alat manual," ungkap Lusi.

Sehingga, Lusi melanjutkan, kelima belas alat inovasi itu nantinya tidak hanya akan dinilai berdasarkan jumlah vote, tapi juga desain alatnya yang paling mudah untuk diproduksi. "Jadi sudah dapat dipastikan, Insya Allah pemenangnya nanti adalah desain terbaik, produknya pasti dapat diproduksi dan diaplikasikan," tandasnya. (mia)

(wd)