SOLO, solotrust.com- Tak dipungkiri seiring berjalannya waktu, budaya saling menghargai dan menghormati antar satu individu dengan individu lainnya, saat ini seolah mulai luntur.
Berangkat dari sebuah keprihatinan itulah, sebuah komunitas Solo Bersimfoni berdiri dengan mengusung komitmen untuk mengajak generasi muda khususnya, mengembalikan jati diri seorang generasi penerus, yang memiliki kepedulian terhadap sesama.
Secara resmi, Solo Bersimfoni di launching di kawasan CFD Solo, tepatnya di perempatan Ngarsopuro pada, Minggu (13/5/2018) pagi.
Ketua Solo Bersimfoni M. Farid Sunarto. mengatakan, ada delapan komitmen yang ada di tubuh Solo Bersimfoni, yakni Tepo Sliro, Lembah Manah, Andhap Ashor, Grapyak Semanak, Gotong Royong, Guyup Rukun, Ewuh Pekewuh dan Pangerten.
"Mungkin ada nilai-nilai yang lain, namun delapan itu kita namai Hastalaku Solo Bersimfoni. Dalam hal ini kita mencetak agen, dimana nantinya delapan tingkat laku tersebut bisa diimplementasikan, dalam bentuk aktifitas dimana mereka berada,” jelasnya.
Ia mengakui, sampai saat ini sudah ada 10 aktivis. Namun selain itu mereka juga sudah memiliki relawan. Dalam kesempatan tersebut juga ditampilkan fragmen drama relawan kemanusiaan yang dibawakan oleh PMI Kota Surakarta. Dimana dalam drama tersebut seolah menujukan bagaimana indahnya hidup di tengah perbedaan, dengan mengedepannkan perilaku saling menghargai. (dit)
(wd)