SOLO, solotrust.com - Rencana kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate diprediksi berdampak bisnis sektor properti.
Menurut Sekretaris Real Estate Indonesia (REI) Soloraya, Oma Nuryanto wacana kenaikan BI Rate tersebut dikhawatirkan akan makin menggerus bisnis sektor properti.
"Kebijakan tersebut harus dipertimbangkan lebih dulu, setidaknya sampai kondisi ekonomi membaik," ujarnya pada media, Selasa (15/5/2018).
Ia memaparkan kinerja sektor properti di Solo Raya semakin menurun hingga menyentuh 50% per- Maret dan April 2018. Padahal pada Januari dan Februari 2018 para pelaku bisnis properti sempat optimis.
"Sebenarnya saat ini pasar properti Solo Raya sangat lesu. Properti menengah ke atas penjualan sebulan yang biasanya 4 unit saat ini hanya 2 unit saja. Ketika BI Rate benar-benar naik penjualan properti akan lebih lesu lagi," imbuhnya.
Terkait untuk menstabilkan pasar property, pihaknya menyebutkan beberapa langkah untuk bertahan selama setahun ini. Mulai mengurangi margin penjualan properti, pemberian diskon harga, membebaskan pajak, hingga biaya notaris.
Strategi lain, para pengembang memberi subsidi bunga 2 - 3 persen, selama 2-3 tahun. Agar meringankan pembayaran oleh para pembeli.
Kenaikan BI Rate dinilai sangat berdampak pada non performing loan (NPL) perbankan. Sebab akibat BI Rate naik pembayaran angsuran properti akan makin berat. (Rum)
(wd)